IQNA

Penjajahan Israel ke Palestina, Gugah Aksi Demonstrasi Simpatisan di Depan Gedung Konjen AS Surabaya

8:36 - April 28, 2022
Berita ID: 3476753
TEHERAN (IQNA) - Selasa pekan ini (26/04/22), terdapat aksi demonstrasi simpatisan terhadap kasus penjajahan Israel atas Palestina--menurut para pendemo. Demonstrasi tersebut berlangsung di depan gedung Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya.

Menurut laporan IQNA seperti dilansir jatimsatunews.com, terdapat pembukaan orasi yang menyatakan bahwa Israel kembali menyerang dan menjajah Palestina dengan cara menyerang orang-orang yang beribadah di dalam Masjidil Aqsha. Mereka bahkan memukul dan mengikat kaki orang-orang tersebut untuk dijadikan tawanan, demikian teriakan orasi tersebut di Konjen AS Surabaya.

"Pemuda Palestina berhasil menembus titik vital pertahanan israel baru-baru ini," ungkap Husen, orator kedua menambahkan.

Ia kemudian melanjutkan orasinya dengan menjelaskan tentang sebab serangan di dalam Masjid Al Aqsha kepada muslimin secara membabi-buta.

"Keberhasilan pemuda Palestina menembus sistem pertahanan Israel membuat sirine terhadap serangan di negeri haram itu--maksudnya Israel--membuat masyarakat ketakutan.

Merespon hal itu, pihak keamanan Israel melakukan serangan ke dalam Masjidil Aqsha untuk menunjukkan kepada masyarakatnya akan kekuatan mereka, seakan negara mereka sedang aman dan baik-baik saja," tambahnya.

Orasi ketiga dilakukan oleh Anwar Aris, ia menyampaikan bahwa, "Presiden Suriah, Bashar al-Assad sebagai presiden pilihan rakyat berusaha dijatuhkan karena ia konsisten membantu bangsa Palestina dari penjajah Israel.

"Suriah adalah tempat strategis untuk menyalurkan bantuan ke Palestina, oleh karenanya, Bashar al-Assad dan Suriah ingin dihancurkan," imbuhnya.

"Apresiasi dan acungan jempol untuk negeri kita tercinta, Indonesia, karena tidak terpengaruh oleh isu normalisasi di Palestina, dan mengutip apa yang disampaikan menteri luar negeri Indonesia, Retno Marsudi yang mengatakan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan," tegasnya.

Orator selanjutnya, Sayyid Abdillah Ba'bud mengatakan, bahwa "Kalau dulu kita punya Big Sukarno, sekarang kita punya Little Sukarno yaitu Presiden tercinta Bapak Joko Widodo. Namun kita punya permintaan, bahwa bagi siapapun yang masih memiliki logika sehat, tidak ada yang namanya perundingan dengan penjajah sampai kapan pun".

Sayyid Muhsin Labib yang menjadi orator lainnya juga mengatakan bahwa konflik di Palestina bukan soal Arab, atau soal agama, melainkan soal kemanusiaan.

"Kami berkumpul di sini dari beragam kelompok dan tempat hanya untuk menunjukkan bahwa ada suara di bumi Pertiwi bahwa kita berdiri bersama warga terjajah Palestina," imbuh Sayyid.

Demo Damai diadakan oleh KUMAIL, Komite Umat Islam Anti Amerika dan Israel. Acara demo tersusun sangat apik dan menarik, dengan diisi alunan nyanyian semangat dan diikuti alunan drum band, puisi, orasi, dan long march yang berakhir di Taman Bungkul, Surabaya.

Peserta demonstrasi sangat banyak dan berasal dari beragam kota dan kabupaten di Jawa Timur. Seperti, Pasuruan, Malang, Jember, Probolinggo, Bondowoso, Gersik, dan lain-lain. (HRY)

captcha