IQNA

Aazam Alvandi:

Penjurian Alquran; Kombinasi Keakuratan, Keadilan, dan Pengetahuan Hati

11:18 - October 27, 2025
Berita ID: 3482916
IQNA - Ketua juri Musabaqoh Alquran Nasional ke-48 menilai penjurian Alquran merupakan perpaduan antara keakuratan, keadilan, dan pengetahuan hati dan berkata, "Kriteria sejati untuk keunggulan dan ketulusan dalam ajang Alquran bukan sekadar keterampilan vokal atau teknis, melainkan keterhubungan batin dengan ayat-ayatnya."

Aazam Alvandi adalah salah satu tokoh Alquran terkemuka di negara ini yang memulai perjalanan gemilangnya dengan kecintaannya pada Alquran pada tahun 1366 HS dan telah memainkan peran penting dalam pendidikan, penjurian, dan manajemen Alquran selama bertahun-tahun. Ia telah berpartisipasi dalam sebagian besar musabaqoh Alquran sebagai juri dan ketua juri, serta memperoleh pengalaman berharga dalam mengevaluasi dan melatih para qari dan penghafal Alquran. Terkait hal ini, Iqna Kurdistan berbincang dengan perempuan Qurani, yang akan kita baca lebih lanjut di bawah ini;

Iqna- Apa peran juri dalam meningkatkan taraf Qurani masyarakat? Apa yang membedakan juri musabaqoh Alquran dengan kompetisi lainnya?

Peran juri dalam meningkatkan taraf Qurani masyarakat sangat fundamental. Juri bukan sekadar evaluator, melainkan pembimbing dan teladan keakuratan, keadilan, dan pengetahuan Alquran. Dengan pandangannya yang ahli dan adil, ia memberikan arahan kepada para qari, mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, serta menciptakan motivasi untuk maju. Dalam hal ini, kehadiran juri yang berpengetahuan dan berdedikasi tinggi akan mendorong pengembangan teknis tilawah, memperdalam pemahaman konsep-konsep Alquran, dan pada akhirnya meningkatkan budaya Alquran di masyarakat.

Penjurian musabaqoh Alquran berbeda dengan kompetisi lainnya karena kriteria yang dinilai bukan hanya keterampilan saja, tetapi juga keikhlasan, kesantunan, dan keterikatan hati dengan kalam wahyu Ilahi.

Suasana penjurian pada musabaqoh Alquran tingkat nasional tahun ini berlangsung sangat terorganisir, spiritual, dan profesional. Para juri bertindak dengan cermat, adil, dan penuh empati, sehingga terciptalah musabaqoh yang sehat dan inspiratif.

Iqna - Apakah kualitas spiritual dan kerendahan hati seorang qari dan hafiz turut berpengaruh terhadap penilaian nilai  musabaqoh?

Ya, kualitas spiritual dan kerendahan hati sang qari dan penghafal Alquran sangat berpengaruh langsung terhadap penilaian musabaqoh Alquran, karena membaca Alquran bukan hanya sekadar membacanya dengan benar, tetapi juga menyampaikan pesan, memahaminya secara mendalam, dan memberikan dampak spiritual bagi pendengarnya.

Yang terpenting, ketulusan dan keakraban sejati dengan Alquran menjadi pembeda bagi para peserta yang unggul. Bacaan yang tulus, disertai pemahaman mendalam dan kerendahan hati, meninggalkan kesan mendalam di hati juri maupun pendengar, dan menunjukkan keunggulan.

Iqna- Apa pesan Anda untuk para peserta musabaqoh Alquran?

Saya berpesan kepada para peserta untuk menghayati Alquran dengan sepenuh hati dan jiwa, bukan hanya untuk musabaqoh, tetapi juga untuk pertumbuhan spiritual dan pemahaman yang mendalam. Setiap ayat yang dibacakan dengan kerendahan hati dan cinta tidak hanya mengangkat derajat Anda, tetapi juga meninggalkan jejak di hati orang lain. Sebuah bacaan yang datang dari hati dan dilakukan dengan kerendahan hati akan mengesankan baik juri maupun pendengar, dan inilah keunggulan sejati. (HRY)

 

4312841

captcha