IQNA

The Washington Post: Ketakutan dan Harapan Umat Islam Dunia Berbeda Saat Idul Fitri

15:58 - May 04, 2022
Berita ID: 3476778
TEHERAN (IQNA) - Idul Fitri tahun ini dirayakan di tengah kenaikan harga pangan global yang diintensifkan oleh perang di Ukraina, sementara banyak Muslim masih bertekad untuk menikmati liburan Idul Fitri meskipun ada pembatasan Covid-19 di negara asal mereka.

Menurut IQNA, Idul Fitri sangat penting di seluruh dunia Islam sebagai salah satu hari raya Islam terpenting, dan umat Islam merayakan hari raya ini sebagai tanda berakhirnya bulan puasa. The Washington Post melaporkan suasana umat Islam hari ini.

Tahun ini, umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Fitri yang biasanya dibarengi dengan salat berjamaah, kumpul bersama, makan-makan, dan memakai baju baru. Perayaan tahun ini hadir di tengah kenaikan harga pangan global yang diperparah dengan perang di Ukraina, dan masih banyak yang ngotot menikmati Idul Fitri di tengah pelonggaran pembatasan corona di negara asalnya.

The Washington Post: Ketakutan dan Harapan Umat Islam Dunia Berbeda Saat Idul Fitri

Di masjid terbesar di Asia Tenggara itu, puluhan ribu umat Islam menghadiri salat Idul Fitri pada Senin. Masjid Agung Istiqlal di Jakarta, ibu kota Indonesia, ditutup dengan dimulainya pandemi Corona pada tahun 2020.

Perang di Ukraina dan sanksi Rusia telah mengganggu pasokan biji-bijian dan pupuk serta mendorong harga pangan. Sebagai contoh, sejumlah negara mayoritas Muslim sangat bergantung pada Rusia dan Ukraina untuk mengimpor gandum mereka.

Masyarakat Afghanistan merayakan Idul Fitri pertama setelah Taliban mengambil alih di tengah kondisi keamanan dan ekonomi yang buruk. Banyak yang berhati-hati, tetapi datang ke masjid-masjid terbesar di Kabul untuk salat pada hari Minggu, ketika musim liburan dimulai, di tengah keamanan yang ketat.

Ledakan berulang membuat hari-hari menjelang Idul Fitri tidak aman. Pengeboman termasuk bom bunuh diri, yang sebagian besar diklaim oleh ISIS yang bertanggung jawab dan menargetkan Hazara, sebagian besar Syiah. Banyak dari mereka yang memperdebatkan apakah salat Idul Fitri di masjid itu aman ataukah tidak.

Di India, Muslim menderita akibat aktivitas nasionalis Hindu garis keras, yang telah lama mendukung posisi anti-Muslim, beberapa di antaranya menghasut masyarakat untuk melawan Muslim.

Ketegangan berubah menjadi kekerasan selama Ramadan, termasuk lempar batu antara kelompok Hindu dan Muslim. Para pengkhotbah Muslim memperingatkan orang-orang mukmin untuk waspada selama Idul Fitri.

Namun di tempat lain, banyak umat Islam yang bersukacita atas menghidupkan ritual yang terganggu aibat keterbatasan pandemi Corona.

Jutaan orang Indonesia berkumpul di kereta api, kapal dan bus sebelum Idul Fitri untuk melakukan mudik ke kota-kota besar untuk merayakan bersama keluarga mereka di desa-desa negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.

The Washington Post: Ketakutan dan Harapan Umat Islam Dunia Berbeda Saat Idul Fitri

Muslim Malaysia juga merayakan setelah pembukaan kembali penuh perbatasan negara mereka dan pelonggaran undang-undang pembatasan Covid-19. Pasar dan pusat perbelanjaan bulan suci Ramadan menjelang Idul Fitri dipenuhi pembeli dan banyak yang mudik ke kampung halaman. (HRY)

 

4054397

captcha