IQNA

Pendeta dan Peneliti Kristen:

Al-Husein (as) Mengorbankan Dirinya untuk Menyelamatkan Umat Manusia

9:46 - August 06, 2022
Berita ID: 3477127
TEHERAN (IQNA) - Pendeta Afrika Selatan dan profesor studi Syiah, mengacu pada riwayat tentang kesyahidan Imam Husein (as) sebelum dan sesudah peristiwa Karbala, mengatakan: Dari sudut pandang saya sebagai peneliti Kristen, pesan Imam Husein (as) di Karbala adalah pengorbanan diri untuk menyelamatkan umat manusia, dan dengan cara ini ia melintasi semua batas ras, agama, dan kebangsaan.

Menurut Iqna, Christopher Clohessy adalah seorang pendeta Katolik dari Afrika Selatan dan seorang profesor studi Islam Syiah di Institut Kepausan untuk Studi Arab dan Islam di Roma, Italia. Dia adalah penulis buku-buku seperti Malaikat Tergesa-gesa: Mimpi-mimpi Karbala (2021), Separuh Hatiku: Kisah Zainab Putri Ali (2018), dan Fatimah Putri Muhammad (2017).

Pada acara malam pertama berkabung Muharram yang diadakan oleh Northwestern University of America, Christopher Clohessy mengangkat topik "Refleksi peristiwa Karbala dalam mimpi Ummu Salamah dan lain-lain".

Di awal pidatonya, dia berkata: “Saya berbicara di sini bukan sebagai seorang pendeta, tetapi sebagai seseorang yang telah mempelajari teks-teks Syiah dengan serius selama bertahun-tahun.”

Dia melanjutkan, pada tahun 61 H Imam Husein as menjadi syahid. Ummu Salamah, istri Nabi (as), yang berusia lebih dari delapan puluh tahun pada saat kesyahidan Imam, melihat kesyahidan Imam dalam mimpi malam itu. Dia adalah bagian dari kelompok besar Muslim yang telah melihat mimpi Imam Husein dan Karbala. Mimpi orang-orang ini kebanyakan terjadi pada malam hari dan terkadang pada siang hari. Mimpi-mimpi ini terkadang tentang satu atau beberapa malaikat dan terkadang tentang suara jin atau tanah dan darah Karbala.

“Beberapa mimpi ini terjadi setelah peristiwa Karbala dan tentang beberapa orang yang terlibat dalam kesyahidan Imam, dimana mereka terlihat dalam keadaan tersiksa. Beberapa terlihat pada malam Asyura tersebut. Seperti mimpi Ummu Salamah, yang melihat jin berbela sungkawa kepada Nabi atas kesyahidan Imam Husain (as),” lanjut  Christopher Clohessy.

Dia melanjutkan Saya memberi tahu Anda bahwa semua mimpi dan riwayat ini menunjukkan bahwa model kehidupan Huseinisme lebih unggul daripada model Yazidisme. Model Huseinisme adalah perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan. Bagi saya, riwayat-riwayat ini adalah tanda bahwa Ahlulbait terhubung dengan Tuhan. Dari sudut pandang saya sebagai seorang teolog Kristen, kepribadian Imam Husein adalah model bagi semua generasi. Jika kita mensikapi perang Karbala dengan cara yang berbeda, yaitu membandingkannya dengan perang lain seperti Pertempuran Waterloo dan Perang Inggris, kita akan dapati bahwa perang Karbala berakar kuat dalam struktur pemikiran dan kehidupan sehari-hari kaum Syiah, dan kualitas hidup dan mati Imam Husein mempengaruhi kehidupan masyarakat Muslim, dan menurut saya di luar masyarakat Islam, telah memberi makna dan motivasi bagi kehidupan manusia selama 1400 tahun terakhir.

“Keyakinan ini telah diulang di semua generasi bahwa Karbala bagi Syiah bukanlah peristiwa sejarah yang terjadi sekali di sudut Irak dan berakhir, tetapi ingatan tentang Karbala selalu hidup,” lanjut Profesor Kristen ini. (HRY)

Al-Husein (as) Mengorbankan Dirinya untuk Menyelamatkan Umat Manusia

4074967

captcha