IQNA

Kronologis Serangan Teroris di Kompleks Haram Suci Shahcheragh, Iran Jadi Korban Terorisme Terbesar

18:12 - November 02, 2022
Berita ID: 3477547
TEHERAN (IQNA) - Kedutaan Besar Repubik Islam Iran di Jakarta, merilis kronologis serangan teroris di Kompleks Haram Suci Shahcheragh yang terjadi pada Rabu (26/10/2022) malam. Saat itu, seorang teroris bersenjata menembaki para peziarah dan jamaah dengan senapan Kalashnikov setelah memasuki kompleks Haram Suci Shahcheragh di kota Shiraz, provinsi Fars, Iran.

Menurut laporan IQNA, menurut siaran persnya, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Azad mengatakan berdasarkan data pihak berwenang di provinsi Fars, 15 warga Iran kehilangan nyawa dan lebih dari 30 lainnya menderita luka-luka selama insiden teroris tersebut.

Ada beberapa wanita dan tiga anak di antara para syuhada serangan teroris ini. Salah satu dari anak-anak ini, bernama Artin Seraidaran, yang menderita luka-luka, kehilangan ayah, ibu dan saudara laki-lakinya selama teroris mematikan itu.

Melalui sebuah pernyataan, kelompok teroris ISIS (Daesh) mengaku bertanggung jawab atas serangan teroris tersebut. Namun, penyelidikan mengenai afiliasi teroris, kebangsaannya, motif di balik serangan teroris dan masalah kompleks lainnya yang terkait dengan tindakan tersebut serta kemungkinan peran aktor lain sedang berlangsung.

Dalam peristiwa ini seorang anggota ISIS berhasil dilumpuhkan oleh aparat keamanan Iran dan pelaku kedua sudah ditangkap.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan teroris di kompleks Haram Suci Shahcheragh dan menyatakan simpati kepada keluarga para korban. Dalam pernyataan terpisah, pihak berwenang dan pejabat dari berbagai negara dunia yakni 44 negara hingga sekarang termasuk Uni Eropa, Prancis, Mesir, Italia, Bosnia, Venezuela, Jerman, Swedia dan lain-lain, juga mengutuk kejahatan keji ini dan menyerukan pemberantasan terorisme secara global.

Hal ini terjadi pada saat sejumlah media dan negara-negara yang mengklaim memperjuangkan hak asasi manusia justru mendukung terorisme dan kelompok teroris. Adapun berbagai badan dan mekanisme hak asasi manusia internasional yang biasanya kerap mengeluarkan pernyataan beragam tentang masalah sepele, kini memilih untuk tetap diam tentang insiden teroris ini.

Peristiwa tragis di kompleks Haram Suci Shahcheragh adalah bagian dari tujuan musuh dalam menciptakan ketidakamanan dan mengganggu kehidupan masyarakat melalui kerusuhan, hasutan dan teror.

Sejak kemenangan Revolusi Islam pada 1979, Republik Islam Iran telah menjadi salah satu dari korban terbesar terorisme. Selama periode ini, kelompok teroris melalui berbagai aksi mereka telah membunuh lebih dari 17.000 orang tak bersalah dan melukai banyak lainnya di negara kami.

Sementara itu, sebagian besar dari pembunuhan ini yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, dilakukan oleh kelompok teroris Mujahedin-e-Khalq Organization (MKO) yang dilindungi serta dibiayai oleh pihak Barat.

Pemerintah dan organisasi internasional yang tetap bungkam terhadap operasi teroris, menutup mata terhadap pembunuhan, hingga menjadikan negara mereka sebagai tempat yang aman bagi kelompok teroris dan menerapkan standar ganda terhadap terorisme, merupakan pihak yang harus bertanggung jawab atas penyebaran kekerasan dan meluasnya serangan-serangan terorisme di berbagai belahan dunia.

Dampak negatif terorisme dan pihak-pihak yang mendukung terorisme untuk kepentingan mereka merupakan ancaman nyata untuk dunia saat ini dikarenakan bahaya terorisme tentu tidak terbatas pada negara-negara korban terorisme, melainkan cakupannya akan meluas ke negara-negara lain. Hal ini membuktikan tanggung jawab internasional semua negara, khususnya organisasi internasional untuk mengambil sikap dan tidak tinggal diam. (HRY)

Sumber: news.okezone.com

captcha