IQNA

Pengenalan Tafsir dan Para Mufasir/ 11

Min Huda Alquran; Sebuah Pemahaman Sosial dan Pendidikan tentang Ayat-Ayat Alquran

11:19 - December 14, 2022
Berita ID: 3477740
TEHERAN (IQNA) - Tafsir Min Huda Alquran oleh Ayatullah Sayyid Mohammad Taqi Modarresi, salah satu marja dan ulama Irak, adalah salah satu tafsir kontemporer Alquran, yang disusun dalam delapan belas jilid dan membahas serta mengkaji semua ayat Alquran dengan pendekatan sosial dan pendidikan.

Ayatullah Sayyid Mohammad Taqi Modarresi (lahir tahun 1945 M), putra dari Sayyid Muhammad Kazim Hosseini Khurasani Mudarresi Hairi, adalah salah satu pemikir, peneliti dan penulis Syiah kontemporer, yang lahir di kota suci Karbala dalam keluarga ulama dan ahli fikih. Seusai masa kecilnya, ia mempelajari ilmu-ilmu agama dan menimba ilmu dari kehadiran para ulama besar, tetapi tidak terbatas pada ilmu-ilmu agama dan mempelajari ilmu-ilmu lain juga.

Mufasir ini memiliki pemikiran dan pendapat di bidang humaniora, filsafat, mistisisme dan kritik budaya Barat, dan banyak dari penelitian dan artikelnya telah diterbitkan di majalah Arab di Irak, Iran dan Lebanon. Dia adalah salah satu pengajar hauzah yang terkenal dan telah mengambil langkah-langkah untuk mereformasi hauzah melalui organisasi dan perencanaan baru sesuai dengan kebutuhan hari ini.

Salah satu kriteria khasnya adalah pidatonya yang berkala, yang dia tujukan kepada orang-orang dalam berbagai kesempatan dan memberi tahu mereka tentang tanggung jawab mereka serta menunjukkan kekuatan dan kelemahan mereka.

Dia juga berbicara dalam sejumlah event dan peristiwa penting yang terjadi dari waktu ke waktu, dan menjelaskan tugas berbagai kelompok orang mengenai kesempatan atau peristiwa itu. Selain semua hal yang disebutkan, tulisan dan penelitian ilmiahnya yang luas, dan terutama, tafsir "Min Huda Alquran" dan pamflet pendidikan Ayatullah Modarresi, telah menghantarkannya menuju perhatian berbagai kalangan sosial dan ilmiah.

Fitur Tafsir

Cara penyajian isi dan masuk ke dalam tafsir adalah pertama-tama ia menyebutkan sekumpulan ayat kemudian setelah menjelaskan keseluruhan pesan dari rangkaian tersebut, ia menjelaskan kalimat-kalimat dari ayat-ayat tersebut bagian demi bagian. Setiap bagian dari ayat-ayat tersebut diberi judul dan topik. Penulis mengandalkan aspek tafsir yang bijaksana dan rasional dan tidak pergi ke ucapan yang dibuat-buat dan kemungkinan yang tidak mungkin dan tidak berwujud atau kurang.

Tafsir ini menjembatani realitas sosial dan pendidikan dengan menggunakan ayat-ayat ketuhanan. Metode khusus karya ini dalam menafsirkan Alquran dan perhatian dalam ayat-ayatnya sangat luar biasa, dan dengan metode yang sama, ia menganalisis bagaimana berinteraksi dengan situasi sosial. Dalam tafsir ini, penulis demikian juga berusaha menjauhkan diri dari mengangkat isu-isu kompleks yang tidak dibutuhkan oleh kondisi gerakan Islam. Poin ini memberikan ciri khusus pada tafsir ini yang membedakannya dengan tafsir lainnya.

Secara umum, tentang poin-poin tafsir ini, harus dikatakan bahwa isinya sangat sederhana dan menyenangkan, pada saat yang sama teratur dan disiplin. Bahasa Arabnya fasih, modern, dan mudah dipahami oleh semua sarjana bahasa Arab. Juga, berusaha untuk tidak mengulang tafsir orang lain dan tidak mengungkapkan pandangan mufasir lain. Ciri lain tafsir ini adalah mufasir telah menggunakan metode analisis psikoanalisis dan psikologis dalam mengungkapkan aspek-aspek pendidikan Alquran. Hal lain adalah bahwa penulis mencoba untuk menciptakan hubungan yang kuat antara ayat-ayat Alquran dengan realitas yang ada dan situasi budaya, sosial dan politik umat Islam kontemporer dan menekankan tanggung jawab manusia atas tindakannya dan panggilan untuk menerima tanggung jawabnya.

Seperti yang telah disebutkan, tafsir ini bergantung pada penjelasan makna ayat-ayat dan pengungkapan tujuan dan sasarannya yang luhur serta pengobatan yang berhasil dan berguna dari penderitaan masyarakat.

Pembahasan-pembahasan tafsir ini disajikan secara berkategori dan kurang berorientasi pada diskusi teknis dan akademik tentang tafsir-tafsir tradisional. Oleh karena itu, tujuan mufasir, bahkan dalam menyebutkan beberapa hadis, adalah untuk mengungkapkan ayat-ayat dan menjelaskan metode pendidikan dan akhlak Alquran untuk memahaminya. (HRY)

 

captcha