IQNA

Pengenalan Tafsir dan Para Mufasir/ 13

Tafsir Surabadi; Tafsir Kuno Alquran dalam Bahasa Persia

6:47 - January 03, 2023
Berita ID: 3477818
TEHERAN (IQNA) - Tafsir Surabadi adalah tafsir kuno Alquran yang ditulis oleh ulama Ahlussunah Abu Bakr Atiq bin Muhammad Heravi Neishaburi, dikenal sebagai Surabadi atau Suryani, pada abad kelima dalam bahasa Persia, dan juga dikenal sebagai “Tafsir al-Tafasir”.

Tidak ada informasi yang dapat dipercaya dan signifikan tentang Surabadi, tetapi beberapa orang menyebut dia sebagai orang yang saleh, mujtahid dan berbudi luhur.

Sepintas, Tafsir Surabadi merupakan salah satu tafsir Alquran yang terlengkap dan tertua. Seperti disebutkan, tafsir ini berasal dari abad ke-5 H dan memiliki prosa yang sederhana dan mudah. Adanya banyak naskah dan ringkasan menunjukkan pentingnya tafsir ini di kalangan ulama pada masa itu. Selain itu, dalam tafsir Surabadi terdapat kumpulan kata-kata Persia dan kombinasi yang diciptakan oleh penulis terhadap kata-kata dan istilah-istilah Alquran.

Menggunakan kemampuan bahasa Persia dalam penggunaan awalan secara luas dalam konstruksi kata kerja dengan awalan dan menginduksi banyak makna melaluinya adalah salah satu ciri menonjol dari tafsir ini, yang membuat pengetahuan kita lebih sadar akan bahasa Persia pada masa itu, juga tradisi penulisan tafsir Persia. Prosa sederhana tanpa embel-embel, menemukan jalan dari beberapa informasi ilmiah saat itu dalam tafsir, perumpamaan sesekali dari tafsir, adanya beberapa pemikiran sufi adalah beberapa nilai lain dari tafsir ini.

Ciri-ciri Tafsir Surabadi

Karya ini, berdasarkan manuskrip yang ada, adalah tafsir besar yang tampaknya terbagi menjadi tujuh bagian. Tafsir dimulai dengan pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi Muhammad (saw), kemudian ada pengantar tentang tafsir, dan alasannya dalam bahasa Persianya serta narator mana yang diandalkan oleh mufasir dijelaskan, kemudian dari surah Hamdalah sampai akhir surah An-Nas, diterjemahkan dan ditafsirkan.

Mengenai alasan penulisan tafsir ini dalam bahasa Farsi, Surabadi mengatakan diminta untuk membuatnya lebih bermanfaat bagi masyarakat umum dan menambahkan bahwa jika ditulis dalam bahasa Arab, seorang guru akan mengajarkannya, Sedangkan Alquran tidak dapat diungkapkan dalam kata-kata Arab mana pun yang lebih baik daripada kata-kata Alquran itu sendiri.

Pada awal setiap surah, Surabadi memberikan judul dan nomor ayat, kata, huruf, tempat turunnya wahyu dan keutamaannya, dan dalam penafsiran ayat-ayat tersebut terkadang ia mengutip dan menerjemahkan serta menafsirkan seluruh ayat sekaligus, dan kadang-kadang di beberapa bagian, dia mengutip berita, riwayat dan ucapan mufasir dan perawi serta puisi-puisi Arab.

Dalam beberapa hal, Surabadi telah menyebutkan puisi dan pidato Imam Ali (as), Imam Husain (as), Imam Shadiq (as) dan Imam Ridha (as) serta  mengutip hadis-hadis dari Nabi (saw) tentang kecintaan pada Ahlulbait dan mencintai Ali (as) serta larangan memusuhinya. Di bawah ayat Tathir, dia juga menyebutkan riwayat-riwayat berdasarkan hal tersebut, yang dimaksud dari Ahlulbait Nabi saw adalah Imam Ali (as), Sayyidah Fatimah (as), Imam Hasan (as) dan Imam Husain (as). Dia juga menyebutkan keutamaan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Imam Ali (AS) di bagian tafsir.

Bagaimanapun, prosa Persia dari tafsir Surabadi dan terjemahan Alqurannya adalah salah satu contoh prosa Persia yang fasih dan sangat baik dan penuh dengan kata-kata dan istilah Persia yang dipilih Surabadi untuk kalimat dan kombinasi-kombinasi Alquran.

Di penghujung, perlu diingat bahwa tafsir Surabadi telah diedit seluruhnya atas usaha Ali Akbar Sa’idi Sirjani dan diterbitkan pada tahun 1381. (HRY)

captcha