IQNA

Pengenalan Tafsir dan Para Mufasir/ 6

Tafsir Alquran al-Karim; Sebuah Tafsir Komprehensif, Tapi Tidak Lengkap

16:23 - November 13, 2022
Berita ID: 3477592
TEHERAN (IQNA) - Seyyed Mostafa Khomeini adalah seorang jenius yang menjelaskan surah Hamdalah dan ayat-ayat pembukaan surah Al-Baqarah dalam 5 jilid dalam tafsirnya yang disebut "Miftah Ahsan Al-Khazain Al-Ilahiyyah", yang belum selesai dengan wafatnya.

Menulis tafsir semua ayat Alquran adalah penelitian yang mungkin memakan waktu bertahun-tahun dari kehidupan penulis. Oleh karena itu, ada mufasir yang mencoba menafsirkan, tetapi masa hidup mereka tidak cukup untuk menyelesaikan tafsirnya.

Seyyed Mostafa Khomeini, putra Ruhollah Khomeini (mufasir, ahli hukum dan pendiri Republik Islam Iran) adalah salah satu tokoh yang menulis tafsir yang belum selesai tentang Alquran. Seyyed Mostafa Khomeini yang jenius dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan berkesempatan menjelaskan surah Hamdalah dan ayat-ayat pembuka surah Al-Baqarah dalam tafsirnya.

Tentang Sang Penulis

Seyyed Mostafa Khomeini (1309-1356 M), putra tertua Imam Khomeini, adalah seorang mujtahid Syiah dan salah satu pejuang Revolusi Islam Iran. Dia melewati jajaran akademis dengan sejumlah pengajar hebat seperti Imam Khomeini, Ayatollah Boroujerdi, Seyyed Mohammad Mohaghig Damad, Seyyed Mohammad Hojjat Koh Khamarei dan Ayatollah Khoei, dan pada usia 27 tahun, dia mencapai peringkat Ijtihad.

Dia mencoba mewujudkan gagasan pemerintahan Islam dalam praktik dan menulis risalah "Al-Islam wa Al-Hukumah" (Islam dan Pemerintahan) dalam konteks ini, dan seiring dengan mempelajari Ushul Fiqih, dia juga belajar filsafat, hikmah, teologi, irfan, astronomi, sejarah dan tafsir. Salah satu ciri keilmuan Seyyed Mostafa adalah pandangan dan semangat kritisnya dalam bidang ilmu-ilmu keislaman.

Nilai tafsir Seyyed Mostafa Khomeini

Seyyed Mohammad Mousavi Bojnourdi, salah satu teman sekelas Seyyed Mostafa Khomeini, percaya bahwa jika penulisan tafsir ini selesai, itu akan menjadi luar biasa di dunia Syiah. Mungkin fitur terpenting dari karya ini yang membedakannya dari tafsir lain adalah kelengkapannya. Seyyed Mostafa Khomeini, yang secara ilmiah komprehensif seperti ayahnya, menulis tafsirnya dengan pendekatan komprehensif dan mengkaji setiap ayat dari sudut berbagai ilmu.

Dengan menggunakan kaidah-kaidah yang telah dibuktikan dalam berbagai ilmu, sang penulis megupas ayat-ayat Alquran dan menafsirkannya.

Penguasaan sang penulis terhadap berbagai ilmu dan kemampuannya untuk membuat hubungan antara ayat dan ilmu sangat jelas. Ruang lingkup tafsirnya sedemikian rupa sehingga tafsir surah Hamdalah dan 46 ayat surah Al-Baqarah telah diterbitkan dalam lima jilid.

Meskipun sang penulis telah membahas topik filosofis dan teologis dan umumnya topik intelektual dalam ayat-ayat tersebut, pada saat yang sama dia telah menyebutkan hadis yang terkait dengan setiap ayat dan menjelaskan beberapa di antaranya.

Metode Ijtihadi Tafsir

Menurut para ulama tafsir, metode yang ditempuh oleh Seyyed Mostafa Khomeini dalam tafsir ini adalah metode ijtihad dan penelitian, dan ijtihad merupakan salah satu landasan penulis dalam menafsirkan Alquran. Ia memasuki bidang tafsir dengan kekuatan ijtihad yang luar biasa yang bergerak dalam fikih dan ushul.

Dia telah mengadopsi ijtihad mutlak di seluruh tafsirnya. Karenanya, setiap kali sebuah pembahasan yang bertentangan dengan penelitian menjadi terkenal, dia mengkritiknya dan mengklarifikasi masalah tersebut dengan dalil-dalil yang pasti. Sebagaimana diketahui bahwa makna “Syukur” dan “Hamd” adalah sama dalam tafsir khusus dan umum, namun ia menyebut hal ini “gharib” (asing) dan mengkajinya dari sudut pandang yang berbeda. (HRY)

captcha