“Mohammad Al Falasi, direktur eksekutif departemen urusan masjid, mengatakan perkembangan global penggunaan kecerdasan buatan di berbagai sektor menjadi faktor utama berkembangnya ide pembangunan masjid ini dengan teknologi 3D printing,” menurut Iqna, mengutip Rai Al-Youm.
“Dalam teknologi pencetakan 3D, komponen bahan baku dan bahan tambahan industri dicampur bersama berdasarkan gambar dan dimensi yang dimasukkan dalam program elektronik printer, tanpa perlu campur tangan langsung manusia atau kebutuhan itu dibuat menggunakan bekisting beton,” ucapnya dalam konferensi pers.
Ia mengatakan, untuk setiap percetakan hanya dihitung tiga pekerja, dan jika ditambah satu pencetak lagi, maka jumlah pekerja yang bertugas membangun masjid akan mencapai enam pekerja.
Menurut al-Falasi, pembangunan masjid akan dimulai tahun ini dan berakhir pada kuartal pertama tahun 2025, durasi pencetakan 3D komponen bangunan masjid akan berlangsung selama empat bulan, dan pekerjaan akan berakhir pada kuartal pertama tahun 2025, dan durasi pencetakan 3D akan berlangsung selama empat bulan.
Diperkirakan biaya pembangunan masjid ini akan lebih mahal 30% dari biaya pembangunan konvensional, karena merupakan contoh pertama dari jenis ini. Kekuatan bangunan masjid dijamin selama 30 tahun. Masjid ini mampu menampung 600 jamaah. (HRY)