IQNA

Muslim Inggris Kritik Program Anti-Ekstremisme Pemerintah

18:15 - February 12, 2023
Berita ID: 3478005
TEHERAN (IQNA) - Muslim Inggris menggambarkan rekomendasi dari apa yang disebut "Program Pencegahan" sebagai alasan baru untuk menolak umat Muslim.

Menurut Iqna, tampaknya strategi kontra-terorisme London kembali berfokus pada umat Islam, dan dalam hal ini, tinjauan atas apa yang disebut program pencegahan telah sampai pada kesimpulan bahwa upaya pefokusan pada apa yang digambarkan sebagai "ancaman dari ekstremisme Islam" adalah penting.

William Shawcross ditunjuk oleh pemerintah Inggris sebagai inspektur independen di Prevent pada Januari 2021. “Melawan ideologi ekstremis tidak boleh terbatas pada organisasi terlarang, tetapi juga harus mencakup ekstremis yang tumbuh di dalam negeri karena mereka menciptakan lingkup yang pas untuk terorisme,” ucapnya.

Kata-kata ini dilontarkan saat Yasmin Alibhai-Brown, dari kelompok amal "British Muslims for Secular Democracy (BMSD)" mengkritik kelanjutan kata-kata anti-Islam oleh Shawcross dan mengungkapkan keprihatinannya tentang pengangkatannya ke posisi ini, mengingat latar belakang anti-Islamnya.

Lebih lanjut, Ia menambahkan, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh badan amal BMSD, 60% serangan teroris yang dilakukan sejak 2017 di seluruh dunia dilakukan oleh kaum rasis, anti-Semit, lawan Muslim, dan neo-fasis.

Berdasarkan hasil penelitian ini, penjahat kulit putih selalu ditampilkan sebagai orang yang memiliki masalah kejiwaan. Sementara tuduhan kekerasan dan terorisme hanya dikaitkan dengan umat Islam.

Perlu dicatat bahwa pemerintah Inggris menjalankan program "pencegahan" setelah serangan 11 September 2001, dan ada klaim terus-menerus bahwa tujuan dari program ini adalah untuk memata-matai umat Islam yang tinggal di negara tersebut. (HRY)

 

4121105

captcha