Menurut Iqna, dalam bayang-bayang meningkatnya kejayaan negara-negara Islam dan perlawanan mereka terhadap kolonialisme Barat-Zionis, gelombang baru anti-Islamisme telah dilancarkan dari Barat ke wilayah pendudukan Palestina.
Belum genap dua minggu sejak kejahatan Zionis yang melanggar batas dua masjid Palestina di Tepi Barat dan penghinaan memalukan mereka terhadap Alquran, naskah Alquran dibakar di Swedia untuk kesekian kalinya di depan umum dengan dukungan dari polisi negara ini untuk menyulut api kemarahan umat Islam terhadap anti-Islam di seluruh belahan dunia.
Hasan Lafi, seorang penulis Palestina dan analis politik urusan rezim Zionis, dalam sebuah wawancara dengan Iqna, berbicara tentang kehadiran jejak rezim Zionis dalam mengulangi penghinaan terhadap kesucian Islam.
Pakar Palestina ini menyatakan bahwa rezim Zionis saat ini menganggap ancaman terhadap keberadaan mereka dari dunia Islam berbahaya. “Inilah mengapa lobi dan pusat Zionis yang aktif di negara-negara Barat akhir-akhir ini mendukung pemerintah Barat dalam berbagai bentuk anti-Islamisme di kalangan politik, rakyat, ekonomi, dan lain-lain, mereka menghasut dengan membakar Alquran,” ucapnya.
Lafi menyatakan bahwa kolonialisme Barat-Zionis berusaha untuk memecahkan masalah dan memprovokasi kemarahan umat Islam. Dia berkata: “Semua orang yang menyerang situs-situs suci Islam harus tahu bahwa dengan tindakan ini, mereka semakin dibenci oleh umat Islam dan pencari kebebasan.”
Mengenai mengapa masjid sengaja dirusak, pakar Palestina ini mengatakan, hari ini, rezim Zionis memandang masjid di belahan dunia manapun, termasuk di wilayah Palestina, dan Alquran serta ajarannya sebagai musuh fundamental.
“Masjid melindungi identitas Islam dan Arab Muslim di belahan dunia mana pun dan karena itu mereka ingin mendorong kita ke arah konflik agama,” tegasnya. (HRY)