Menurut Iqna, mengutip basis informasi makam suci Huseini, pada tahun 1639 (1039 H.), Philip Karmeli berangkat ke Asia Barat dan Selatan dan selama perjalanan ini ia mengunjungi Suriah, Irak, Iran dan India. Karmli melakukan perjalanan ke Irak melalui Aleppo. Sebelum melakukan perjalanan ke Iran, dia mengunjungi Basra, Bagdad, Anna, Hillah dan Karbala, jadi dia mencatat pengamatannya di kota-kota tersebut secara detail.
Karmeli menggambarkan orang-orang Karbala sebagai orang yang baik hati dan pemberani. Di sisi lain, hal itu memperkenalkan masyarakat kota ini sebagai orang yang sangat beriman pada Islam dan ritual keagamaan. Selama berada di Karbala, Karmeli juga mengalami bulan Ramadhan di kota ini, menurutnya masyarakat Karbala saat itu menyanyikan syair-syair menyambut bulan Ramadhan, serta pembacaan Alquran oleh qari dan muazin, dan kabar gembira datangnya bulan Ramadhan.
Banyak peneliti mengaitkan awal booming studi oriental dengan era Perang Salib. Pada periode ini, menyusul semakin akrabnya orang Eropa dengan dunia Islam, gerakan untuk mempelajari karya-karya Islam tumbuh subur.
Salah satu perjalanan terpenting ini harus dianggap sebagai perjalanan Philip Karmeli ke Suriah, Irak, Iran, dan India. Biarawan Kristen yang tergabung dalam sekte biarawan Karmelit ini adalah seorang biarawan Katolik yang memiliki tendensi darwis dan saleh.
Catatan perjalanannya diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Arab oleh Petrus Haddad, seorang biarawan Lebanon, dan diterbitkan dalam edisi keempat majalah al-Maurid pada tahun 1989. (HRY)