“Saat ini, kubu resistensi Lebanon dan Palestina berada pada posisi terkuatnya, dan jika Zionis bertindak berdasarkan kesalahan perhitungan, mereka akan mendapat tanggapan dari kubu resistensi, yang akan membuat mereka menyesali keputusannya,” ungkap Sayid Nasrallah.
Dia mengapresiasi peran “konstruktif” Iran di kawasan dan Lebanon serta memuji besarnya perjuangan dan pengorbanan jenderal legendaris Iran Qassem Soleimani demi upaya penegakan keamanan kawasan dan dalam perlawanan terhadap Zionisme dan terorisme.
Menteri Luar Negeri Iran berdiskusi dengan Nasrallah mengenai perkembangan politik terkini di Lebanon dan kawasan sekitar, termasuk perkembangan di Palestina, Suriah dan status front perlawanan serta beberapa perkembangan penting di dunia Islam.
Amir-Abdollahian memberi penjelasan kepada pemimpin Hizbullah tentang pembicaraannya baru-baru ini dengan pemerintah Arab Saudi.
“Proses penerapan perjanjian bilateral akan menjadi indikator perspektif kedua negara dalam babak baru hubungan antara Teheran dan Riyadh,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan bahwa adanya langkah-langkah yang didukung asing untuk mengaktifkan para teroris di Suriah mencerminkan tujuan musuh dan rezim Israel untuk mengacaukan Suriah dan keamanan kawasan.
Sebelumnya pada hari itu, Amir-Abdollahian bertemu dengan rekannya dari Lebanon Abdallah Rashid Bouhabib dan ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri di Beirut. Pada kesempatan itu dia menekankan pentingnya stabilitas dan keamanan Lebanon bagi Iran dan seluruh kawasan.
Amir-Abdollahian tiba di Bandara Internasional Beirut pada Kamis sore dan mengatakan Teheran hanya menginginkan kesejahteraan, stabilitas, dan perdamaian bagi Lebanon. (HRY)
Sumber: LiputanIslam.com