Prinsip kehendak bebas menyebabkan seseorang terkadang tergelincir dalam pilihannya dan memilih jalan dosa. Cara menghilangkan dosa tersebut adalah dengan bertaubat dan menyesali dosanya. Oleh karena itu, taubat, ampunan, dan keimanan kepada Tuhan dan akhirat menjadikannya mendapat syafaat.
Syafaat artinya meminta sesuatu kepada orang yang memberi syafaat bagi penerima syafaat. Syafaat Nabi atau selainnya dia berarti permohonan kepada Allah, pemberi syafaat karena kedudukan dan statusnya di hadapan Allah diperbolehkan memberikan syafaat bagi para hamba dan melalui permohonan, ia meminta kepada Allah agar dosa-dosa mereka dihapuskan atau derajat mereka akan ditinggikan.
Iman kepada syafaat merupakan penghalang yang kuat untuk mencegah banjirnya dosa. Orang yang beriman kepada syafaat menghendakinya, maka hendaknya ia lebih berhati-hati dalam amal dan perbuatannya, mewaspadai dosa, guna membangun keimanan, yang merupakan salah satu syarat penting dalam syafaat - untuk menjaganya dalam diri sendiri. Syafaat adalah doktrin yang memanusiakan dan sarana untuk membawa kembali para pencemar dari titik tengah dan mencegah mereka dari keputusasaan. Kaum Syiah menganggap persoalan ini sebagai salah satu hakikat agama, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Shadiq: “Barangsiapa yang mengingkari tiga hal, maka ia tidak termasuk golongan Syiah kami: Mi’raj, tanya jawab di dalam kubur, dan syafaat.”
Ada banyak manfaat dari prinsip keyakinan ini:
Sekarang mungkin timbul pertanyaan, siapakah para pemberi syafaat ini?
Menurut kesaksian para Nabi dalam Alquran, ketika Nabi meminta ampun kepada seseorang; Tuhan menerima pengampunan ini dan mengampuni orang tersebut:
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. “Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 64)
Sumber : Studi banding masalah syafaat dalam Tafsir al-Manar dan Tafsir Tasnim