IQNA

Metode Pendidikan Para Nabi; Yusuf (38)

Meningkatkan Ma’rifah dalam Kisah Nabi Yusuf (as)

14:21 - December 19, 2023
Berita ID: 3479370
IQNA - Pengetahuan dan makrifah dapat dianggap sebagai musuh utama kebodohan dan ketidaktahuan. Permusuhan ini ada dalam diri semua umat manusia dan memilih masing-masing darinya dapat menentukan akhir dan nasib setiap orang.

Salah satu cara rasional Nabi Yusuf dalam mendidik manusia adalah dengan meningkatkan pengetahuan. Dia dibesarkan di antara orang-orang yang ketidaktahuan mereka tentang dunia dan akhirat ini jelas diperoleh dari laporan Alquran, dimana masalah yang diperkenalkan oleh Imam Ali (as) sebagai akar dari segala kesengsaraan dan keburukan, “Ketidaktahuan adalah asal mula dan akar segala kejahatan”.

Ada yang menganggap ketidaktahuan sebagai dasar kemusyrikan. Tentu saja, masalah ketidaktahuan dalam pengertian umum tidak hanya terjadi pada umat sezaman Nabi Yusuf, namun sudah ada sebelum mereka dan sekarang juga masih ada. Namun yang dapat dipahami dari ayat mulia tersebut adalah bahwa masalah ketidaktahuan dan kebodohan terhadap tauhid dan menyembah Tuhan cukup besar di kalangan masyarakat Mesir, karena alih-alih menyembah Tuhan yang maha segalanya, mereka menyembah berbagai dewa seperti: Malaikat, jin, berhala dan sapi. Adapun kami mengatakan bahwa mereka belum mengenal Tauhid, yakni mereka tidak mempunyai pemahaman yang baik dan benar tentang Tauhid yang murni, hal itu disebabkan karena keterikatan mental mereka pada indera, dan tenggelam dalam keindahan dunia, mereka telah kehilangan kesehatan hati dan daya tahan akal.

Ketika mereka mengikuti banyak dewa yang berbeda-beda dan memujanya merupakan tanda ketidaktahuan dan kurangnya pengetahuan tauhid di antara mereka.

Dalam keadaan seperti itu, Nabi Yusuf mengambil tindakan untuk menambah ilmu dan memberikan pencerahan, yang masing-masing meningkatkan keterbukaan ilmu dan kesadaran akan dunia, akhirat, dan dunia sekitar, serta menyebabkan tumbuh dan berkembangnya akal mereka.

Masyarakat pada masa Nabi Yusuf adalah kaum musyrik dan penyembah berhala. Dia membuktikan dengan argumen dan dalil bahwa keyakinan dan ideologi Anda adalah produk imajinasi dan ilusi Anda sendiri, dan tidak ada kebenaran di balik berhala yang Anda sembah ini. “Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia” (QS. Yusuf: 40). Sejatinya, dengan kalimat-kalimat wahyu ini, Nabi Yusuf berusaha untuk memperbaiki keyakinan dan kepercayaan yang salah dari orang-orang sezamannya, dan dia ingin memperbaiki penyimpangan dan distorsi yang mereka miliki, meningkatkan taraf pengetahuan mereka mengenai pengetahuan dan kebenaran monoteistik dan wahyu, dan menyelamatkan mereka dari penawanan ketidaktahuan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa salah satu cara rasional Nabi Yusuf dalam pendidikan adalah dengan menambah pengetahuan dan mengurangi hal-hal yang tidak diketahui oleh umat sezamannya.

Diambil dari penelitian Mohammad Mahdi Rezaei yang berjudul “Metode Pendidikan Nabi Yusuf dalam Alquran”. (HRY)

Kunci-kunci: Alquran  ، pendidikan ، Nabi Yusuf
captcha