Menurut Iqna, mengutip Al-Quds al-Arabi, Selasa depan, universitas-universitas Eropa akan menyaksikan demonstrasi terbesar menentang pendudukan Israel dan genosidanya terhadap rakyat Palestina, dan ratusan ribu mahasiswa, peneliti, dan profesor universitas diperkirakan akan berpartisipasi dalam demonstrasi ini.
Perang yang terjadi saat ini merupakan pukulan besar bagi Israel karena sektor akademis di Barat memberontak terhadap metode sejarah dan kebohongannya.
Berkaitan dengan hal tersebut, “Koordinasi Akademik Melawan Kolonialisme di Palestina” yang merupakan jaringan peneliti perguruan tinggi dan peneliti ilmiah, baik profesor maupun mahasiswa, telah mencanangkan tujuannya untuk mengakhiri perang genosida dan kolonialisme di Palestina. Jaringan ini juga merupakan bagian dari gerakan transnasional menentang perang di Palestina.
Para peneliti dari universitas-universitas Prancis bergabung dengan gerakan universitas-universitas Eropa ini dan mengeluarkan pernyataan yang bereaksi terhadap agresi rezim Zionis di Gaza dan mengutuknya.
Pernyataan ini menambahkan bahwa dalam menghadapi keterlibatan nyata pemerintah Prancis dalam perang Israel dan genosida terhadap rakyat Palestina dan penindasan terhadap kebebasan berpendapat tentang Palestina, sektor akademis Prancis meminta semua peneliti untuk berpartisipasi dalam seruan universitas-universitas Eropa terkait hari solidaritas dengan rakyat Palestina.
Gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen, pencabutan permanen blokade Gaza dan pembelaan hak atas pendidikan bagi rakyat Palestina adalah beberapa isu terpenting yang ditekankan dalam pernyataan ini.
Meski gerakan ini khusus untuk universitas-universitas Eropa, namun diharapkan universitas-universitas Amerika juga ikut serta dalam demonstrasi Selasa depan ini dan mengutuk kejahatan yang dilakukan rezim Zionis terhadap warga Palestina di Gaza. (HRY)