IQNA

Keteraturan Syariat dalam Alquran

11:18 - May 06, 2024
Berita ID: 3480033
IQNA - Hasil dari penerapan sistem syariah secara terpadu adalah kedisiplinan dalam pola hidup individu dan sosial umat Islam.

Ciptaan Allah itu berdasarkan keteraturan dan ada takdir serta rancangan yang tepat dalam segala sesuatu: 

خَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

Dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”. (QS. Al-Furqan: 2) Kini, aspek hubungan tatanan evolusioner ini dengan manusia terletak pada kekhalifahannya. Manusia sebagai penerus Tuhan di muka bumi harus digambarkan dengan segala nama dan sifat ketuhanan dalam nilai-nilai khalifahnya; oleh karena itu, perlu adanya hikmah, keteraturan dan kedisiplinan mengalir dalam kehidupan dan urusan seorang mukmin.

Selain keteraturan penciptaan, bertindak berdasarkan nilai-nilai, moral dan petunjuk agama mendorong manusia Muslim untuk bersikap disiplin. Dengan kata lain, hasil dari penerapan sistem syariah secara terpadu adalah kedisiplinan dalam pola hidup individu dan sosial umat Islam. Jika seseorang menata hidupnya sesuai dengan visi Islam dan berusaha membuat ucapan, perilaku, dan gerakannya teratur dan sesuai dengan rencana Islam, maka ia akan menemukan ketertiban dan tidak akan pernah mengalami kebimbangan intelektual dan ideologis.

Salah satu penyebab timbulnya permasalahan ini adalah karena ayat-ayat Alquran diturunkan oleh Allah yang Maha Perkasa, dan tidak ada perpecahan atau perbedaan pendapat di situ:

أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. Yusuf: 39). Pada dasarnya salah satu akar perselisihan dan kekacauan adalah banyaknya sumber dan dasar dalam mengeluarkan putusan. Alquran mengatakan

وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِاللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisa: 82). Namun syariat yang berasal dari Tuhan yang Esa, bijak dan Maha Perkasa, pasti tidak akan ada perbedaan pada bagian-bagiannya.

Salah satu persoalan yang membuat kehidupan orang beriman menjadi tertib adalah ketaatan pada prinsip dan ketaatan terhadap batasan ketuhanan dan kerangka syariat Islam. Alquran selalu menghimbau para pengikutnya untuk menaati batas-batas Ilahi dan menahan diri dari melampaui batas-batas yang diperbolehkan:

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُون

Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Baqarah: 229)

Hukum dan batasan tersebut dianggap sebagai faktor pembatas, karena pola hidup yang diwahyukan ditentukan menurut rencana peraturan pencipta manusia dan dunia, dan melanggar batasan dan celah yang telah ditentukan sudah pasti merugikan manusia. (HRY)

Kunci-kunci: Keteraturan ، Syariat ، dalam Alquran
captcha