Menurut Iqna, mengutip situs web program tersebut, Syah Krit, Ketua Jaringan Persatuan Dunia, menggambarkan dialog antar agama sebagai salah satu platform terbaik untuk mencapai saling pengertian yang lebih baik di antara penganut berbagai agama.
Dalam pidatonya, ia menambahkan: “Dialog membantu mereka yang tinggal di negara-negara dengan budaya yang beragam dan banyak, termasuk Malaysia, untuk memahami semua perbedaan yang mereka hadapi.”
Ketua Jaringan Persatuan Dunia mengatakan: “Untuk saling menghormati, kita harus saling memahami dan menyadari bahwa saat ini banyak konflik disebabkan oleh asumsi, fanatisme dan kesalahpahaman, dan untuk menghilangkan masalah ini, kita harus saling mengenal. Pengenalan ini sangat penting.”
Dalam pidatonya di hadapan Konferensi Internasional Pemimpin Agama 2024 di Sunway Resort Hotel Petaling Jaya, ia menambahkan, konflik dan permasalahan akan selalu ada, namun dengan pengetahuan, kita dapat mengelola konflik ini, dan sebagai pemimpin agama dan mazhab, ini adalah tugas dan tanggung jawab kita. Merupakan tanggung jawab kita untuk memajukan perdamaian dan keharmonisan di antara masyarakat.
Sekitar 2.000 tokoh agama dan ilmiah dari 57 negara berpartisipasi dalam konferensi ini, yang diadakan dengan slogan "memublikasikan persatuan dan keharmonisan antar agama".
Mohd Asri Zainul Abidin, Mufti negara bagian Perlis (Malaysia utara), meminta peserta non-Muslim untuk merenungkan Alquran dan memahami apa yang dikatakan kitab suci umat Islam tentang Islam dan peradaban Islam. (HRY)