Menurut Iqna, mengutip Konsulat Kebudayaan Iran di Malaysia, Habibreza Arzani, Konsuler Kebudayaan Republik Islam Iran di Malaysia, menyampaikan belasungkawa atas datangnya hari haul pendiri Revolusi Islam, dan mengatakan tahun ini program khusus akan diadakan untuk memperingati hari haul Imam Khomeini (qs) di konsult kebudayaan Republik Islam Iran.
Mengacu pada diselenggarakannya konferensi “Filsafat Haji; Manifestasi Persatuan Umat Islam dalam Pembebasan Palestina” menyatakan: “Konferensi ini diadakan dalam rangka mengkaji pemikiran Imam (qs) mengenai haji dan aspek politiknya.”
Arzani menekankan atensi dan pandangan mendalam Imam Khomeini (qs) terhadap persoalan Palestina. “Pada bagian konferensi ini akan dibahas sistem pemikiran Imam Khomeini (qs) dalam membela Palestina dan dipaparkan solusinya dalam hal ini,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, pembicara khusus konferensi adalah Hujjatul Islam wal Muslimin Dr. Ali Kamsari, Kepala Lembaga Penyuntingan dan Penerbitan Karya Imam Khomeini (qs), yang akan melakukan perjalanan ke Kuala Lumpur atas undangan Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam.
Dia menambahkan, Datuk Seri Sheikh Ahmad Awang, ketua persatuan masjid dunia dalam membela Masjid Al-Aqsa, Sayyid Sheikh Al-Attas, ketua Organisasi Sejagat, dan Muhyiddin Qadir, ketua International Citizens Institute, akan berbicara dalam konferensi ini.
Arzani mengumumkan pembicara lain dalam konferensi ini adalah Mohd Azmi Abdul Hamid, Presiden Majlis Perunding Pertubuhan Islam Malaysia, dan menambahkan: “Dalam program ini akan diumumkan penghargaan internasional Imam Khomeini (qs) se-Asia Tenggara.”
Ia mengatakan: Konferensi “Filsafat Haji, wujud persatuan Umat Islam dalam pembebasan Palestina” akan dimulai Rabu, 5 Juni 2024, dengan dihadiri Valiullah Mohammadi, Duta Besar Republik Islam Iran di Malaysia, dan bersama kehadiran duta besar negara-negara Islam lainnya di Museum Seni Islam Malaysia.
Arzani mengatakan: “Konferensi ini diselenggarakan atas konsultasi kebudayaan Republik Islam Iran di Malaysia dengan dukungan organisasi kebudayaan dan komunikasi Islam dan kerjasama dewan tinggi agama dan sosial Malaysia.”
Merujuk pada pernyataan Pemimpin Tertinggi Revolusi yang mengatakan bahwa “revolusi tanpa nama Khomeini (qs) ini tidak dikenal dimanapun di dunia”, ia berkata: “Kami telah mencoba menggunakan kapasitas jejaring sosial untuk menjelaskan dan mempublikasikan pemikiran Imam (qs) dari kata-kata Pemimpin Tertinggi dalam bahasa Inggris dan Melayu di ruang virtual.
Konsulat Kebudayaan Republik Islam Iran di Malaysia, mengacu pada refleksi global dari surat Pemimpin Revolusi yang baru-baru ini diterbitkan kepada mahasiswa pro-Palestina di universitas-universitas Amerika, menambahkan, saat ini, mengupas masalah Palestina memiliki aspek kemanusiaan. Jadi kami di Konsulat Kebudayaan Republik Islam Iran telah mencoba menerbitkan surat ini kepada mahasiswa dan LSM dengan terjemahan dalam bahasa Inggris dan Melayu. (HRY)