MTQ Internasional Rusia ke-22 akan dimulai pada 23 Juli di Kazan. Dalam musabaqoh ini, selain Omid Hosseininejad yang hadir di bidang qiraat tahkik, Gholamreza Shahmiveh juga diperkenalkan menjadi juri.
Dia menambahkan, pada musabaqoh seperti Malaysia, Rusia, dan lain-lain yang merupakan musabaqoh resmi suatu negara dan diselenggarakan oleh pemerintah, undangan biasanya dikirimkan dengan mengirimkan surat resmi kepada lembaga pengelola. Terakhir, organisasi wakaf dan panitia pengirim telah mengkaji dan akhirnya memperkenalkan berbagai pilihan.
Juri musabaqoh Alquran internasional ini mengatakan tentang interaksi dengan penyelenggara musabaqoh Rusia. “Setelah perkenalan, undangan resmi pun dikirimkan dan saya menjadi anggota kelompok juri kompetisi yang telah dibentuk di ruang virtual. Setahu saya, selain juri dari Iran dan Rusia, ada juga profesor dari negara-negara seperti Mesir, Bangladesh, Libya, UEA, dll yang mengikuti musabaqoh Alquran Rusia,” ucapnya.
“Saya telah melihat bentuk juri musabaqoh, dalam bentuk ini, 50 nilai diberikan untuk Tajwid dan Waqf serta ibtida. 50 poin dialokasikan untuk suara dan nada. Pada bagian suara dan nada dibahas mengenai penggunaan tujuh nagham utama, perhatian terhadap makna, dan pembahasan penguasaan dalam pertunjukan yang mereka kenal sebagai penguasaan nafas. Serangkaian item lain telah dipertimbangkan, yang tidak jauh dari pikiran dan dapat dievaluasi dengan item tersebut,” ucap Shahmiveh tentang metode penilaian juri.
“Beberapa prinsip dari setiap putaran musabaqoh adalah sama, misalnya, di musabaqoh Iran, diisyaratkan akan kekuatan melodi dan nada, dan di musabaqoh Rusia, juga hal tersebut disebut dengan al-Tahakkum bin Nafs. Ada titik kesamaan dalam diskusi tentang pengutaraan makna. Selain itu, pada musabaqoh Rusia juga dibahas mengenai penggunaan penyampaian makna, penerapan nagham dan jajaran nagham, dan pada musabaqoh Iran juga dibahas mengenai keberagaman nagham,” ucapnya tentang kedekatan juri musabaqoh Rusia dan Iran.
Mirip dengan lomba-lomba di Malaysia, kebanyakan qari yang mentilawah ala Mustafa Ismail, atau menerapkan nagham qoror dan jawab jawabul jawab, disukai oleh lomba-lomba Rusia, karena saya rasa dalam banyak hal sudah mengambil peraturannya dari Malaysia. (HRY)