Menurut Iqna mengutip Al Jazeera, menurut saksi mata, puluhan anggota minoritas Muslim Rohingya, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan pesawat tak berawak tersebut. Orang-orang ini melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh.
Sementara itu, sejumlah laporan menyebutkan perahu yang membawa pengungsi Rohingya tenggelam di sungai yang memisahkan kedua negara.
Kantor berita Reuters, mengutip empat saksi dan sejumlah aktivis dan diplomat, melaporkan bahwa serangan itu terjadi Senin lalu dan menargetkan keluarga-keluarga yang sedang menunggu untuk melintasi perbatasan ke negara tetangga Bangladesh.
Kantor berita tersebut juga mengutip tiga saksi yang mengatakan bahwa kelompok yang dikenal sebagai "Tentara Arakan" bertanggung jawab atas serangan tersebut, sementara kelompok tersebut membantah tuduhan tersebut dan menganggap tentara Myanmar bertanggung jawab.
Klip video yang diunggah di media sosial menunjukkan sejumlah jenazah berserakan di tanah berlumpur, dikelilingi tas dan koper.
Tiga orang yang selamat dari serangan itu mengatakan lebih dari 200 orang tewas, sementara saksi lain mengatakan dia melihat sedikitnya 70 mayat di lokasi kejadian.
Saksi lainnya bernama Syamsuddin (28) mengaku selamat bersama istri dan anaknya yang baru lahir.
Negara Bagian Arakan – yang merupakan rumah bagi populasi Muslim yang besar di Myanmar – telah menyaksikan kekerasan setelah kemenangan besar-besaran Tentara Arakan di utara.
Kekerasan terhadap minoritas Muslim Rohingya telah menyebabkan banyak dari mereka mengungsi ke Bangladesh. (HRY)