Menurut Iqna mengutip Cairo 24, pada Kamis, saat berkunjung ke Masjid Istiqlal RI di Jakarta, Paus Fransiskus menekankan peningkatan hidup berdampingan antar agama yang berbeda, serta upaya dialog, saling menghormati dan interaksi umat beragama untuk melayani kemanusiaan.
Paus Fransiskus juga menghadiri pertemuan antaragama di masjid yang merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara ini.
Dalam kunjungannya tersebut, Nasaruddin Umar, Imam Masjid Istiqlal Indonesia, menyambutnya. Mereka juga mengunjungi terowongan persahabatan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Katedral Katolik Maryam melalui jalan raya.
Mereka juga mengeluarkan deklarasi bersama yang menekankan perlunya secara aktif memublikasikan nilai-nilai umum dalam semua tradisi agama untuk melawan budaya kekerasan dan ketidakpedulian serta mendorong rekonsiliasi dan perdamaian.
Pidato Paus tentang publikasi interaksi keagamaan
Dalam pidatonya, Paus Fransiskus mengapresiasi keramahtamahan tulus Imam Masjid Istiqlal dan mengapresiasi upaya masyarakat Indonesia dalam mendorong dialog, saling menghormati, dan hidup berdampingan antar agama serta nilai spiritual yang berbeda.
Ia menyatakan bahwa sejarah masjid adalah bukti dari upaya tersebut. Ia mengingatkan, Friedrich Silaban, seorang arsitek Kristen lokal, memenangkan kompetisi desain untuk masjid ini dan Paus mendorong mereka untuk melakukannya dengan baik agar dapat menggunakan pengalaman berharga ini sebagai sebuah contoh dasar untuk menciptakan masyarakat yang penuh persaudaraan dan damai.
Paus juga mengatakan: “Satu-satunya akar yang sama di antara semua nilai-nilai agama adalah upaya untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan rasa haus yang Tuhan tempatkan di hati kita akan Dia.”
Dia menambahkan: “Dalam pencarian tanpa akhir, kami menemukan bagaimana kita semua adalah saudara dan saudari dan kita semua adalah peziarah jalan ilahi.” (HRY)