Menurut Iqna mengutip jaringan Al-Masirah, Abdul Malik al-Houthi, pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, menyatakan dalam pidatonya pada hari Kamis bahwa umat Islam perlu mengkaji sosok Nabi Muhammad saw dan mencontoh beliau. Umat Islam hendaknya kembali pada amalan dan sunah Nabi saat ini. Lemahnya hubungan antara Umat Islam dengan Nabi (saw) dan Alquran telah menyebabkan mereka terjerumus ke dalam kondisi seperti saat ini dan mempersiapkan lahan bagi kejahatan musuh.
Lebih lanjut ia menambahkan, Umat Islam di Jalur Gaza menderita akibat serangan brutal dan genosida, dan proses ini telah membangkitkan hati nurani manusia di negara-negara non-Muslim. Selain kebangkitan hati nurani tersebut, seluruh umat Islam juga mempunyai tanggung jawab moral dan agama dalam menghadapi serangan rezim Zionis di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman lebih lanjut mengatakan: “Kerja sama beberapa rezim dengan musuh Zionis dan penyerahan mereka kepada Tel Aviv telah terungkap kepada semua orang saat ini, dan situasi ini memalukan. Banyak orang dan pemerintah telah kehilangan semangat jihad. Kelambanan dan kurangnya semangat Jihadi merupakan bahaya nyata bagi umat Islam dan membuat kita tidak dapat mengikuti siroh Nabi (saw), yang akan mempunyai konsekuensi yang berbahaya.”
“Selain menunaikan ibadah, kita juga mempunyai kewajiban seperti amar ma’ruf dan nahi munkar serta jihad di jalan Allah. Meninggalkan Jihad di jalan Allah di bawah bayang-bayang serangan musuh yang meluas terhadap umat Islam mempunyai konsekuensi yang berbahaya. Alquran menggambarkan sebagian dari orang-orang ini sebagai orang-orang munafik. Peran paling penting dari orang-orang munafik adalah berkomunikasi dengan orang-orang kafir dan menghalangi umat Islam dari jalan Jihad dengan cara menakut-nakuti mereka,” imbuhnya.
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman itu menambahkan negara-negara Arab hanya menyaksikan kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina, penistaan kesucian dan membakar masjid dan Alquran, tanpa mengambil sikap khusus dalam hal ini. Jika umat Islam kehilangan semangat jihadnya, maka ia juga akan kehilangan martabat dan kemandiriannya. Beberapa negara dan rezim mencoba untuk menyenangkan musuh dan memberi mereka konsesi untuk mendapatkan dukungan mereka sebagai balasannya.
Dia juga menekankan bahwa beberapa rezim Arab, tidak peduli seberapa besar mereka melayani musuh, akan ditinggalkan ketika tidak diperlukan lagi. Skandal terbesar mengenai isu Palestina adalah tindakan kaum Takfiri yang benar-benar menyimpang dari jalan perjuangan. Konsep Jihad bagi mereka hanya berarti menghancurkan umat dan hasutan agama dan suku.
Abdul Malik al-Houthi menyatakan, di manakah Jihad Takfiri dan di manakah pelaku bom bunuh diri yang meledakkan diri melawan Zionis? Konsep Jihad harus dihidupkan kembali dan solusi nyata untuk menghancurkan musuh Zionis terletak pada konsep ini. Kehancuran musuh sudah pasti dan perhitungan lain apa pun terkait hal ini akan mengakibatkan kegagalan.
Dia lebih lanjut menambahkan, bahkan pasukan besar negara-negara Arab tidak dapat menahan serangan-serangan ini seperti halnya para pejuang Palestina melawan serangan-serangan Amerika Serikat dan rezim Zionis di Jalur Gaza.
Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman menekankan: “Operasi angkatan bersenjata Yaman untuk menargetkan musuh dengan rudal balistik dan peluru kendali terus berlanjut. Kami melanjutkan aktivitas kami dan telah mencapai hasil yang baik di bidang operasi kelautan. Kami akan mengejutkan musuh di darat, sama seperti mereka mengejutkan di laut”. (HRY)