Menurut Iqna, Hujjatul Islam wal Muslimin Hamidreza Shahriari, Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam pada Sabtu pagi, 14 September, dalam konferensi pers dengan media yang digelar di Universitas Mazahib Islam, menjelaskan program-program Konferensi Persatuan Islam Internasional ke-38 dan mengatakan: “Tanggal 12 hingga 17 Rabiul Awwal adalah Pekan Persatuan Islam, dan tanggal 17 Rabiul Awwal adalah hari lahir Nabi Islam. Konferensi Persatuan Islam tahun ini menekankan pada isu Palestina.”
“Jika berbicara tentang nilai-nilai umum di dunia Islam, keimanan terhadap tauhid dianggap sebagai nilai yang paling penting, oleh karena itu di kalangan seluruh umat Islam, keimanan terhadap tauhid dan Alquran adalah nilai yang paling penting, dan Alquran dianggap sebagai warisan dan mukjizat terbesar Nabi Islam (saw). Selain keduanya, ukhuwah Islam juga merupakan nilai lain, dan oleh karena itu, kami sangat senang bahwa Presiden yang terhormat menekankan masalah pembentukan Persatuan Negara-Negara Islam, dan ini dianggap sebagai awal dari babak baru Museum Persatuan Islam,” imbuhnya.
Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam menyatakan bahwa menghindari hasutan, perselisihan dan perang adalah salah satu nilai-nilai lain yang akan ditekankan dalam konferensi Islam, dan melanjutkan: “Semua situs-situs Islam memiliki kesucian bagi kita, dan Quds adalah salah satunya. Quds adalah jantung bersama kita umat Islam dan kami berharap dapat menyaksikan pembebasan Quds dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Kita ingin konferensi persatuan tidak hanya tetap pada kancah opini, tapi juga menjadi saksi persatuan dalam kancah aksi. Memberikan pidato dan pernyataan adalah hal yang baik, namun kita harus menyaksikan contoh nyata dalam praktik untuk menghubungkan umat Islam bersama-sama.”
Shahriari melanjutkan, faktor terpenting bagi persatuan umat Islam adalah isu Palestina, oleh karena itu konferensi ke-38 ini dinamakan dengan “Kerjasama Islam untuk mencapai nilai-nilai bersama dengan penekanan pada isu Palestina.” Peristiwa dan kejahatan yang terjadi di Gaza harus menjadi perhatian umat Islam dan komunitas internasional, dan kami berharap negara-negara Islam akan bergandengan tangan untuk menghentikan mesin kejahatan perang rezim Zionis dan memberikan alasan untuk mengadili para pemimpin kejahatan perang ini. Sayangnya, kami tidak melihat perilaku efektif dari negara-negara Islam untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Ia menyatakan bahwa kami sangat senang menjadi pelopor persatuan di dunia. Ia mengatakan: “Menyelenggarakan Konferensi Persatuan Islam ke-37 adalah salah satu contohnya. Konferensi Persatuan ke-38 dimulai hari ini dan 234 cendekiawan serta tokoh budaya dan agama berbicara dalam 16 webinar yang terdiri dari 15 orang, 144 pemikir dari berbagai negara dan 90 orang dari dalam negeri akan hadir dalam webinar tersebut. Webinar ini akan berlanjut hingga Minggu depan.”
Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam mengatakan: “Acara pembukaan akan dimulai pada hari Kamis, 19 September pukul 8 pagi dengan kehadiran Presiden di aula pertemuan dan pembicara utama acara tersebut adalah Presiden. Kami juga akan mengadakan tiga pertemuan tatap muka di hari pertama.”
“Para menteri negara lain atau wakilnya juga hadir dalam konferensi ini, dan kami kedatangan tamu dari 30 negara Islam dalam pertemuan ini, terutama dari Arab Saudi, Yordania dan UEA. Inilah negara-negara yang kurang hadir dalam Konferensi Persatuan dan keberhasilan ini berkat upaya Republik Islam Iran. Tamu asing dari Amerika, Rusia dan Indonesia juga akan menghadiri acara in,” tegas Hujjatul Islam Shahriari.
Ia menyatakan bahwa 30 perempuan dari negara-negara Islam akan menghadiri konferensi ini. “Kami juga memperkuat bagian ilmiah dari konferensi ini dengan lebih banyak upaya dan menerima izin ISC yang diperlukan. Selain itu, 12 judul buku baru akan diresmikan dan terakhir kita akan mengunjungi Pemimpin Tertinggi di hari Maulid Nabi Islam (saw) dan Imam Shadiq (as). Program lain dari konferensi ke-38 ini antara lain mengunjungi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi, bertemu dengan beberapa menteri baru, menziarahi haram suci Imam (qs), mengunjungi relik Imam, dan mengunjungi Menara Milad,” ucapnya. (HRY)