Menurut Iqna mengutip dari basis informasi makam suci Huseini, kompetisi kaligrafi internasional “Waris al-Anbiya” ini digelar pada, Sabtu 14 September, di bawah naungan makam suci Huseini, dengan dihadiri sejumlah peminat dan ahli kaligrafi dari Irak dan negara-negara lain di dunia, serta pengelola haram suci Hosseini di Karbala.
Dalam pembukaan kompetisi ini, Syekh Khairuddin Al-Hadi, Ketua Darul Qur'an makam suci Huseini, berbicara tentang sejarah kaligrafi kuno di dunia Islam dan kehebatannya dalam transmisi Alquran. Ia mengisyaratkan, naskah pertama Alquran ditulis oleh Imam Ali (as) dan dialah penulis pertama wahyu yang diwahyukan kepada Nabi (saw).
Al-Hadi menambahkan, kaligrafi meningkatkan kejelasan kebenaran dan apa yang ditulis oleh para ahli kaligrafi tetap abadi selamanya. Ia juga menekankan pentingnya mendukung bakat generasi muda dan mendorong mereka untuk mengembangkan seni asli ini.
Sadigh al-Qasir, perwakilan panitia juri, dalam sambutannya dengan mengapresiasi kesuksesan besar kompetisi tersebut, menegaskan bahwa keberkahan Sayyidus Syuhada (as) hadir di ajang internasional ini. Ia juga mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi dukungan berkelanjutan makam suci Huseini kepada para ahli kaligrafi dan seniman.
Kompetisi kaligrafi internasional “Waris al-Anbiya” tahun ini diikuti oleh banyak negara dan perwakilan Indonesia meraih kesuksesan yang signifikan. Sementara perwakilan sekolah kaligrafi Irak tetap mempertahankan posisi prestisiusnya berkat kejeniusan para ahli kaligrafi Irak.
Acara diakhiri dengan menekankan pentingnya meningkatkan upaya membuka lembaga dan sekolah yang membantu pengembangan seni ini. Upaya ini dilakukan untuk mengembangkan seni ini sebagai khazanah budaya dan peradaban yang besar serta mempertahankan posisi Irak sebagai salah satu pionir seni ini di dunia Islam. (HRY)