Konferensi Persatuan Islam Internasional ke-38 diadakan di Teheran selama Pekan Persatuan atas prakarsa Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam. Dalam konferensi ini, sekelompok cendekiawan dan aktivis Muslim hadir dan menyampaikan pandangannya tentang cara memperkuat persatuan antar mazhab-mazhab Islam.
Di sela-sela konferensi ini, Maulavi Abdul Raouf Tawana, salah satu ulama ternama Afganistan sekaligus Kepala Pusat Kebudayaan Tawana di negeri ini, berbincang dengan IQNA tentang pentingnya konferensi tahun ini mengingat perkembangan yang ada di kawasan, khususnya kejahatan Zionis di Gaza dan Lebanon, dan mengatakan: “Allah swt dalam surah Al-Anbiya ayat 92 berfirman:
إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ
“Sesungguhnya ini (agama tauhid) adalah agamamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu. Maka, sembahlah Aku.”
“Dalam situasi di mana umat Islam berada dan front kekafiran bertentangan dengan front kebenaran, perhatian dan pemikiran utama musuh adalah menciptakan perselisihan di antara umat Islam. Ketika umat Islam dan cendekiawan Islam berkumpul di bawah satu atap, dari India hingga Afrika, Eropa, Amerika, dan seluruh wilayah di dunia ada di sini, dan para ulama dari 40 negara hadir di sini, dan mereka semua menyatakan dukungannya terhadap bangsa Muslim Palestina dengan satu suara, hasil dan keluaran Konferensi ini akan bermanfaat bagi umat Islam,” lanjutnya.
Lebih lanjut Tawana menambahkan: “Tentu saja, dalam situasi seperti ini, penindasan terhadap umat Islam di Palestina telah menjadikan kewajiban kita dalam menjaga Palestina sebagai suatu hal yang wajib menurut perintah Alquran, dan Jihad melawan musuh adalah suatu kewajiban dan wajib untuk menyebarkan dan menginformasikannya. Berkumpulnya para ulama dan mufakat mereka yang merupakan para pemimpin agama umat Islam tentu merupakan sebuah pencapaian besar bagi front perlawanan, dan kami berharap hal ini dapat memberikan dampak penting bagi persatuan umat Islam dalam membela bangsa Palestina.”
Ulama asal Afghanistan ini mengatakan tentang pentingnya mengikuti siroh Nabi Muhammad saw dalam memperkuat persatuan dunia Islam. “Tidak diragukan lagi, mengikuti siroh dan sunnah Nabi (saw) serta mengikuti ajaran-ajaran Alquran yang merupakan buah komunikasi 23 tahun antara Rasulullah saw dengan Allah swt dan hasil umur penuh berkah Rasulullah pasti akan membawa bangsa kembali ke masa kejayaan,” ucapnya.
Dia melanjutkan: “Jika kita kembali ke pelukan Alquran dan menerapkan ajaran Islam seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad (saw), kita pasti akan menjadi bangsa yang tercinta dan wa lillâhil-‘izzatu wa lirasûlihî wa lil-mu'minîna wa lâkinnal-munâfiqîna lâ ya‘lamûn/ padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui.” (HRY)