Menurut Iqna, mengutip humas Majma Jahani Taqrib Mazahib, Webinar “Sayyid Hasan Nasrullah, Madrasah Abadi” dilaksanakan hari Senin, 14 Oktober, atas prakarsa Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam.
Zahra Maldan dari Lebanon, Raghdah al-Masri dari Lebanon, Sarah Syed Kazmi dari Pakistan, Sari Mahmudah Wardani dari Indonesia, Sosan Afzali dari Yaman, Ibtisam al-Shahmani dari Irak, Batul Khansa dari Lebanon, Fatimah Azadi Menesh dari Suriah, Fadavi Abdul-Sater dari Lebanon dan WaOde Zainab Zilullah Toresano dari Indonesia hadir dan menjadi nara sumber dalam webinar ini.
Raghdah al-Masri, ketua Asosiasi Perempuan Quds dari Lebanon, dalam pidatonya di webinar ini mengatakan: "Kami para perempuan perlawanan Lebanon menepati janji kami dengan Sayyid Syuhada perlawanan, dan tidak masalah jika rumah kami hancur. Kami berdiri menghadapi musuh pendudukan”.
Perempuan adalah pilar perlawanan
Dalam webinar ini, WaAudah Zainab Zilullah Toresano, peneliti dan aktivis kebudayaan Indonesia, menyampaikan belasungkawa atas kesyahidan Sayyid Hasan Nasrullah yang memperjuangkan keadilan dan perdamaian serta perjuangan melawan Israel, dan menyatakan kepuasannya atas serangan udara Iran dengan 400 rudal di wilayah pendudukan pada tanggal 1 Oktober sebagai tanggapan atas kesyahidan Ismail Haniyeh dan Sayyid Hasan Nasrullah.
“Kami bahagia bukan karena perang, tapi karena perang telah berakhir. Semoga operasi ini membawa kita lebih dekat pada kebebasan Palestina dan penghapusan ketidakadilan. Perempuan memainkan peran penting dalam meneruskan warisan Sayyid Hasan Nasrullah dan para syuhada lain seperti dia,” ucap WaOde Zainab Zilullah Toresano.
Sardi Mahmudah Wardani, seorang pengajar di Universitas Indonesia, di penghujung memohon kepada Allah swt agar melindungi seluruh warga Palestina di Gaza dan membebaskan tanah mereka serta membantu Lebanon dan Yaman untuk melawan Zionisme. (HRY)