Menurut Iqna, sejumlah peneliti Alquran perempuan dan aktif dalam urusan Alquran bertemu dengan Hujjatul Islam wal Muslimin Seyed Hassan Khomeini saat pembaharuan perjanjian dengan cita-cita Imam Khomeini (qs) pada Kamis malam, 21 November di Huseiniyah Jamaran.
Di bagian acara ini, Hujjatul Islam Khomeini mengisyaratkan pada ayat 82 surah Al-Isra dan menyatakan: Dalam ayat yang mulia ini, Allah swt berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِینَ وَلَا یَزِیدُ الظَّالِمِینَ إِلَّا خَسَارًا
“Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian”. Namun bagaimana mungkin peristiwa yang sama bisa menjadi rahmat bagi orang-orang yang beriman sekaligus kerugian bagi para penindas?
Dengan mengisyaratkan bahwa dalam Alquran, setiap kali "orang-orang beriman" disebutkan, kata "kafir" disebutkan di hadapannya, ditambahkan: Di antara kasus-kasus di mana Allah swt tidak menghadirkan orang-orang kafir di hadapan orang-orang yang beriman, Inilah ayat yang terhormat, di sini kontras antara mukmin dan zalim.
Seyed Hassan Khomeini menyatakan: “Rahmat atau kerugian” adalah peristiwa yang terjadi pada setiap orang, tergantung di mana orang tersebut berada dalam kisah tersebut. Nikmat hujan merupakan berkah bagi seseorang yang mempunyai lahan pertanian siap pakai, sebaliknya bisa menjadi malapetaka.
Pengelola haram suci pendiri Republik Islam Iran, menyatakan dalam ayat ini, Allah swt berfirman bahwa Alquran tidak hanya menyembuhkan, jika Anda beriman, itu akan menjadi penyembuhan bagi Anda, dan jika Anda zalim, Alquran yang sama akan menjadi kerugian bagi Anda. Bagaimana bisa Alquran mempunyai dua pengaruh yang berbeda bagi dua orang yang berbeda? Kesembuhan dan rahmat juga disebutkan dalam ayat ini. Apa perbedaan antara keduanya? Ada istilah dalam ilmu Irfan yang mengatakan bahwa ketika menuju kesempurnaan harus melalui empat langkah, langkah pertama adalah pengosongan, kemudian manifestasi, kemudian pemurnian, dan terakhir fana. Tahap fana ada tiga tahap, yang jika dijumlahkan berjumlah tujuh tingkat kesempurnaan. Pada tahap pengosongan harus menyucikan diri, terlebih dahulu harus membasuh diri, seseorang harus bersih sebelum memasuki arena apapun, selanjutnya giliran tahap manifestasi, artinya seseorang harus menemukan kilauan pada tahap ini.
Ia menambahkan, dikatakan bahwa “penawar” adalah menghilangkan kekurangan, yaitu tingkatan dimana anda membersihkan diri dan mandi, kemudian langkah selanjutnya adalah rahmat, yang di sini setara dengan manifestasi, sehingga Alquran juga dapat membersihkan Anda dari segala aib dan cacat, dan kemudian menghiasi perhiasan, semua itu dengan syarat orang tersebut beriman. Jika seseorang tidak beriman maka ia adalah zalim. Salah satu kezaliman yang paling besar derajatnya adalah syirik dan syirik artinya manusia menyekutukan Tuhan di dunia, dan ini berarti kezaliman terhadap Allah swt.
Seyed Hassan Khomeini mengisyaratkan bahwa Imam (qs) biasa membaca Alquran tiga kali sehari dan menyatakan: “Hubungan yang mendalam dengan Alquran ini disebabkan oleh keimanan Imam.”
Menurut IQNA, di awal pertemuan yang diawali dengan maqtal salah satu penutur Ahlulbait (as) pada kesempatan Hari Fatimiyyah, Zakia Abdullahian, sekretaris konferensi internasional peneliti Alquran perempuan menunjukkan beberapa pencapaian dan berkah dari konferensi ini dan menambahkan: “Salah satu berkah dari konferensi ini adalah kumpulan tesis Quran tentang peneliti Alquran perempuan. Saat ini, 21.000 tesis Alquran yang disiapkan oleh perempuan telah dikumpulkan di Institut Studi Islam dan digunakan oleh semua orang.”
Ia mengisyaratkan bahwa konferensi peneliti Alquran perempuan telah mengarahkan perempuan Qurani untuk mengadakan pameran seni, festival seni dan menciptakan karya seni dan Alquran. “Berkat lain dari konferensi ini adalah identifikasi perempuan yang berkumpul dan mengadakan pertemuan di Teheran. Dalam hal ini, lebih dari 1500 pertemuan dan majelis Alquran perempuan telah diidentifikasi dan dilengkapi di Teheran, ini adalah pekerjaan besar yang telah dilakukan oleh upaya perempuan dan kami berharap di masa depan kami dapat mengidentifikasi majelis dan pertemuan perempuan di seluruh negeri,” ujarnya.
Perlu dicatat bahwa konferensi internasional peneliti Alquran perempuan ke-16 dan Konferensi Penghormatan Perempuan Mubaligh dan majelis Alquran ke-2 dalam rangka peringatan kelahiran Az-Zahra (as) akan diselenggarakan serentak pada tanggal 26 Desember di Menara Milad, Teheran. (HRY)