Abu Zuhri menekankan dalam konferensi pers pada hari Minggu, bahwa menghentikan agresi Israel adalah “prioritas,” seraya mencatat bahwa Hamas tidak akan menerima kesepakatan apa pun yang tidak mengarah pada penghentian penderitaan warga Palestina dan pengembalian mereka ke rumah mereka.
Mengenai surat perintah penangkapan oleh Pengadilan Kriminal Internasional terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Galant, pemimpin Hamas itu mengatakan bahwa ujian sebenarnya di tahap mendatang adalah upaya yang dilakukan untuk menangkap para pemimpin Israel.
Abu Zuhri menganggap pembatasan masuknya bantuan ke Jalur Gaza dan memberikan perlindungan kepada geng-geng tersebut sebagai “kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” dengan mengungkapkan bahwa Hamas sedang melakukan kampanye terbesar dengan organisasi-organisasi internasional dan negara-negara sahabat untuk mempercepat masuknya bantuan ke Gaza.
Ia juga memuji semua pekerja sektor kesehatan yang terus bekerja meskipun kejahatan Israel terus berlanjut, terutama di Jalur Gaza utara.
Pemimpin Hamas itu mengatakan bahwa darah Palestina dan pengorbanan yang berharga tidak akan sia-sia.
Sambil memuji keteguhan perlawanan Palestina yang legendaris, Abu Zuhri mengatakan bahwa perang genosida Israel selama 415 hari bertepatan dengan posisi Arab dan Islam yang lemah dan gagal.
Namun, ia meminta Organisasi Kerja Sama Islam dan Liga Arab untuk menerjemahkan keputusan KTT Riyadh baru-baru ini ke dalam praktik untuk menghentikan agresi Israel.
Abu Zuhri meminta para pendukung pro-Palestina di negara-negara Arab dan Islam serta di seluruh dunia untuk meningkatkan protes mereka pada tanggal 30 November dan 1 Desember. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com