Ia merujuk pada pernyataan kemarin yang disampaikan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayed Ali Khamenei, dengan mengatakan bahwa pernyataan Pemimpin tersebut memberikan cahaya terang bagi jalan ke depan dan setiap penyimpangan dari pernyataannya (Pemimpin) dianggap sebagai kesalahan yang tidak dapat dimaafkan dalam situasi yang sangat sensitif di negara dan kawasan.
Ia kemudian menunjuk pada jatuhnya pemerintahan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan mencatat, “Tentu saja, jelas bahwa jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad akan mengganggu aktivitas gerakan perlawanan, tetapi kelompok perlawanan, khususnya Gerakan Perlawanan Hizbullah di Lebanon, telah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya akan beradaptasi dengan kondisi baru, tetapi juga akan bertindak lebih bersemangat dan lebih kuat dari sebelumnya.”
Mengenai perkembangan terkini di Suriah, Ghalibaf menekankan bahwa perkembangan ini tidak dapat dihindari dan bukannya mengejutkan.
Iran telah memperingatkan pemerintah Suriah dan telah menilai rencana intervensionis yang disusun terhadap negara Arab ini, kata Ghalibaf, seraya mencatat bahwa “Jika peringatan ini ditanggapi dengan serius pada waktu yang tepat dan jalur dialog dengan rakyat serta pencapaian persatuan nasional telah ditempuh, saat ini bangsa Suriah tidak akan berada di ambang kekacauan internal, konflik sektarian, dan kerusakan aset nasional, dan akibatnya, (Suriah) tidak akan menyaksikan agresi berulang-ulang dari rezim Zionis dan penghancuran infrastrukturnya,” tambah juru bicara parlemen tersebut.
“Kami dengan jelas menyatakan bahwa dengan keyakinan yang lebih besar, kami akan terus mendukung perlawanan sebagai strategi yang paling penting dan utama untuk memastikan keamanan negara,” kata Ghalibaf, mengingat seruan Pemimpin bahwa perlawanan akan mencakup seluruh wilayah dan semua pemerintah yang bersekutu dengan rezim Zionis. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com