Dalam perkembangan terbaru, pasukan pendudukan Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi kepada penduduk di kawasan Syujaiyah, memaksa mereka pindah ke wilayah barat Kota Gaza. Serangan terhadap rumah sakit di wilayah utara Jalur Gaza juga semakin intensif, khususnya terhadap Rumah Sakit Al-Awda dan Kamal Adwan di utara. Selama 24 jam terakhir, serangan ini meliputi seluruh bagian rumah sakit tersebut dan sekitarnya, menyebabkan pecahan peluru berserakan di area rumah sakit, menimbulkan suara-suara menakutkan dan kerusakan besar. Pasukan pendudukan juga membakar puluhan rumah di sekitar kawasan itu.
Bersamaan dengan itu, Direktur Kesehatan Gaza menyatakan bahwa “pasukan pendudukan Israel mengepung Rumah Sakit Indonesia di bagian utara Gaza dengan puluhan kendaraan militer,” dan mendesak perlindungan bagi tenaga medis serta institusi kesehatan dari serangan yang terus berlanjut.
Tindakan-tindakan ini mencerminkan dengan jelas niat Israel untuk melanjutkan perang pemusnahan terhadap Jalur Gaza, meskipun beberapa pekan terakhir muncul perbincangan mengenai “kemajuan dan optimisme hati-hati” terkait pembicaraan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina.
Dalam konteks ini, beberapa detail yang diterbitkan oleh “Channel 12” Israel mengungkapkan kerasnya sikap Israel, sekaligus membantah optimisme yang disebarluaskan akhir-akhir ini.
Menurut laporan, pejabat tinggi keamanan Israel menyebutkan bahwa “situasi nyata dalam pembicaraan mengenai kesepakatan dengan Hamas jauh dari optimis.”
Para pejabat Israel menyatakan bahwa “terdapat kesenjangan besar antara laporan media tentang negosiasi dan kenyataan sebenarnya,” serta menekankan perlunya keputusan politik di Israel terkait berbagai isu. Mereka menambahkan bahwa “situasi ini kompleks dan membutuhkan kerahasiaan tinggi dalam memberikan detail mengenai pembicaraan untuk menghindari kerumitan.”
Channel 12 juga melaporkan bahwa menurut klaim para pejabat, salah satu alasan utama lambatnya kemajuan negosiasi adalah penolakan Hamas untuk menyerahkan daftar nama tahanan.
Namun, pernyataan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, membantah narasi media Israel yang menyalahkan Hamas atas terhambatnya negosiasi. Ia menegaskan bahwa Israel tidak akan berhenti sebelum menghancurkan Hamas, menghilangkan ancaman Gaza terhadap Israel, dan memulihkan semua tahanan.
Perkembangan Serangan
Dalam perkembangan serangan terkini, setelah “Home Front Command” Israel melaporkan sirene tanda bahaya berbunyi di Nir Am dekat Gaza, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa 32 orang tewas akibat serangan Israel di wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza sejak Senin. Seorang warga Palestina gugur dalam serangan drone Israel di dekat Rafah, bagian selatan Gaza, sementara serangan artileri di timur Deir al-Balah menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya.
Sebelumnya, tim pertahanan sipil Gaza menemukan empat jenazah dari satu keluarga di sebuah rumah yang dihantam serangan Israel di tengah Kota Gaza.
PBB: 23 Truk Bantuan Dijarah di Gaza Tengah
Badan Pangan Dunia PBB melaporkan bahwa 23 truk dari total 66 truk yang membawa bantuan kemanusiaan dijarah di Gaza Tengah. Wakil juru bicara PBB, Stéphane Dujarric, menyatakan bahwa konvoi ini berangkat melalui perbatasan Kerem Shalom dan Koridor Philadelphia yang baru disetujui. Meskipun Israel mengklaim memberikan kondisi aman, serangan udara Israel tetap dilakukan.
Sebanyak 35 truk pertama tiba di gudang WFP tanpa kerugian, tetapi sisanya tertahan akibat penundaan yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Direktur Rumah Sakit Lapangan: Pasukan Israel Membunuh Pasien dan Tenaga Medis
Direktur rumah sakit lapangan Gaza mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “Israel meningkatkan serangan terhadap rumah sakit di utara tanpa alasan jelas.” Ia menuduh Israel bertanggung jawab atas keselamatan pasien dan tenaga medis, menegaskan bahwa Israel membunuh mereka melalui pengeboman, pengepungan, dan kelaparan.
Untuk hari ke-81 berturut-turut, Gaza Utara berada di bawah pengepungan ketat dan kelaparan akibat serangan udara dan artileri berat. Jalur komunikasi dan bantuan untuk wilayah itu terputus total. Untuk hari ke-61, Israel juga terus melumpuhkan operasional tim pertahanan sipil di Gaza Utara, membuat ribuan warga tanpa akses bantuan kemanusiaan dan medis. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com