Menurut Iqna, Nosrat Nilsaz; Sekretaris ilmiah Konferensi Internasional tentang Lingkungan, Budaya, dan Peradaban Islam, Selasa (25 Februari) menyatakan pada hari pertama konferensi ini bahwa perlindungan lingkungan menjadi perhatian serius para sarjana dari berbagai negara saat ini, dan berkata: Mengubah cara pandang manusia terhadap alam dan menciptakan budaya yang merasakan persahabatan dan kedekatan dengan alam memainkan peran mendasar dalam melestarikan lingkungan. Oleh karena itu, Asosiasi Studi Alquran dan Budaya serta Peradaban Islam Iran telah merancang konferensi dalam tujuh poros berdasarkan berbagai bidang humaniora dan Islami Iran, budaya, seni, etika, sastra, dll.
Nosrat Nilsaz menyatakan bahwa lebih dari 100 abstrak telah dikirim ke sekretariat konferensi, seraya menambahkan: “Abstrak tersebut mencerminkan keberagaman topik dan tujuh poros konferensi akan dikaji dan dianalisis dalam empat sesi selama dua hari, yang merupakan hasil upaya selama tujuh bulan oleh sekelompok sahabat dalam asosiasi tersebut”.
Sekretaris ilmiah konferensi ini menyatakan: “Kepedulian lingkungan dan perhatian terhadap alam dalam bidang penafsiran Alquran telah menarik minat para mufasir pada abad terakhir dan abad ke-14. Pada abad-abad terakhir, kita telah menyaksikan pendekatan ilmiah terhadap tafsir yang memperhatikan alam.”
“Di bidang ilmu-ilmu Alquran, teori penggambaran artistik dalam Alquran dikemukakan oleh Sayyid Qutb, dan hal tersebut tercermin dalam dua buku Sayyid Qutb, Al-Taswir al-Fanni fi Alquran wa Masyahid al-Qiyamah fi Alquran,” jelasnya.
Nilsaz menyampaikan harapannya, semoga suatu hari nanti kita memiliki pandangan yang bijak, beretika, dan adil terhadap alam. Semoga isu ini meresap dalam benak semua manusia. Semoga setiap orang mengamalkan ayat mulia dari surah Ali Imran ayat 191 yang berbunyi:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّار
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka”. (HRY)