IQNA

Dampak Puasa terhadap Kesehatan Mental 3/

Puasa dan Pengendalian Amarah

17:33 - March 10, 2025
Berita ID: 3481728
IQNA - Ketika seseorang berpuasa dari makan dan minum pada siang hari, sebenarnya ia sedang melatih pengendalian diri. Latihan ini efektif tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental dan emosional. Orang yang berpuasa belajar cara menahan emosi negatif seperti marah dan murka.

Bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk memperkuat keimanan, menyucikan jiwa, dan mengendalikan emosi negatif seperti amarah dan kecemasan. Puasa di bulan ini bukan hanya berarti menahan diri dari makan dan minum saja, tetapi juga menahan diri dari perilaku, ucapan, bahkan pikiran. Alquran menyebutkan pentingnya mengendalikan amarah dan kecemasan dalam banyak ayat dan memberikan solusi untuk mengelola emosi tersebut. Misalnya saja pada ayat 134 surah Ali Imran, Allah swt berfirman:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”. Ayat ini dengan jelas menekankan pentingnya mengendalikan amarah dan menganggapnya sebagai tanda kebaikan dan ketakwaan. Selama bulan Ramadhan, orang yang berpuasa dapat melatih kesabaran dan toleransi, mengendalikan amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain alih-alih bereaksi kasar.

Puasa mengajarkan seseorang bagaimana mengendalikan nafsu sensualnya dengan membatasi makan, minum, dan hal-hal materi lainnya. Ketika seseorang berpuasa dari makan dan minum pada siang hari, sebenarnya ia sedang melatih pengendalian diri. Latihan ini efektif tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental dan emosional. Orang yang berpuasa belajar cara menahan emosi negatif seperti marah dan murka. Dalam ayat 183 surah Al-Baqarah, Allah swt berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Penggunaan kata takwa pada ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama puasa adalah ketakwaan yang salah satu bagian pentingnya adalah pengendalian emosi dan perilaku.

Oleh karena itu, Ramadhan menjadi kesempatan untuk melatih pengelolaan amarah dengan memperkuat kesabaran. Menurut Alquran, buah dari puasa adalah ketakwaan, dan ketakwaan juga membantu mengendalikan beberapa emosi negatif seperti kemarahan. (HRY)

 

3492208

captcha