Dalam pernyataan resminya, Hamas menuduh “Netanyahu yang kriminal” telah menyeret tentaranya dan seluruh entitas Israel ke dalam perang sia-sia tanpa arah yang jelas.
“Netanyahu sangat ahli dalam menggagalkan satu putaran negosiasi demi negosiasi lainnya, dan tidak berniat mencapai kesepakatan apa pun,” bunyi pernyataan tersebut.
Hamas menegaskan bahwa narasi tentang “kemenangan mutlak” yang terus dipromosikan Netanyahu adalah ilusi berbahaya yang digunakan untuk menutupi kekalahan telak baik di medan perang di Gaza maupun di arena politik.
Perlawanan Palestina Menguat, Tentara Israel Kian Terpuruk
Hamas juga menyoroti keberhasilan berkelanjutan dari perlawanan di lapangan, yang mereka gambarkan sebagai bentuk “perang kelelahan” yang terus mengejutkan militer Israel dengan taktik-taktik medan tempur yang inovatif.
Operasi-operasi ini, menurut Hamas, membuat pasukan Israel kehilangan inisiatif dan semakin kebingungan, meskipun mereka unggul dalam persenjataan dan kekuatan udara.
Hamas memperingatkan bahwa semakin lama perang berlanjut, semakin dalam pasukan pendudukan Israel akan terjebak dalam “pasir hisap Gaza” dan semakin terbuka terhadap serangan presisi dan operasi berkualitas tinggi dari pihak perlawanan.
Mendukung pernyataan Hamas ini, Mayor Jenderal Cadangan Israel, Yitzhak Brik, menyampaikan kepada surat kabar berbahasa Ibrani Maariv bahwa Hamas kini telah sepenuhnya memulihkan kekuatan mereka seperti sebelum perang, dengan jumlah pejuang mencapai sekitar 40.000 orang, sama seperti sebelum agresi militer dimulai.
Brik menggambarkan situasi pasukan Israel di lapangan sebagai “suram”, sebuah pengakuan yang bertentangan langsung dengan klaim resmi pemerintah Israel mengenai keberhasilan militer mereka.
Dalam beberapa hari terakhir, para pejuang perlawanan Palestina dilaporkan telah menewaskan dan melukai puluhan tentara Israel melalui penyergapan terkoordinasi, meskipun Israel terus meningkatkan intensitas agresinya di wilayah Gaza yang dikepung. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com