Menurut Iqna mengutip Sada el-Balad, pusat tersebut menyatakan upaya penyerangan terhadap masjid-masjid di Singapura merupakan hasil pengaruh yang jelas dari konten ekstremis yang dipublikasikan di Internet dan merupakan tindakan yang terinspirasi oleh serangan kriminal Brenton Tarrant terhadap masjid-masjid di Selandia Baru.
Pada tahun 2022, pemuda Singapura tersebut dipengaruhi oleh ideologi ekstremis dan terhubung melalui media sosial dengan remaja berusia 18 tahun lainnya yang menganut keyakinan rasis. Remaja berusia 18 tahun itu meyakini keunggulan ras tertentu, seperti Tionghoa, Korea, dan Jepang, atas etnis lain, seperti Melayu dan India.
Penyelidikan juga menunjukkan bahwa terdakwa telah mencoba membeli senjata api beberapa kali; Namun dia gagal melakukannya dan dia berniat menyerang masjid setelah salat Jumat dan menewaskan lebih dari 100 orang Muslim, dengan tujuan melukai sebanyak mungkin korban.
Warga negara Singapura muda itu ditangkap pada bulan Maret tahun ini berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri Singapura dan gagal melaksanakan rencana teroris ini.
Perlunya memperkuat upaya untuk melawan ekstremisme di Internet
Observatorium Al-Azhar juga menekankan bahwa insiden tersebut menunjukkan besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh penyebaran ideologi ekstremis melalui Internet, yang memperkuat perasaan kebencian dan kekerasan di kalangan anak muda; oleh karena itu, hal ini memerlukan peningkatan upaya internasional untuk memerangi ekstremisme dan kekerasan yang dipromosikan oleh ideologi ini dan menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran publik untuk melawan fenomena negatif ini.
Perlu juga dibangun mekanisme yang efektif untuk memantau aktivitas virtual yang menyebarkan racun ekstremisme dan kebencian.
Observatorium Al-Azhar di penghujung menekankan pentingnya memperkuat kerja sama antarlembaga keagamaan, pemerintahan, dan sosial untuk memerangi pemikiran menyimpang dan berupaya menyebarkan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan di antara semua kelompok masyarakat, tanpa memandang agama atau ras, dengan tujuan mencapai lingkungan yang damai dan partisipatif. (HRY)