Menurut Iqna mengutip Sky News, Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, yang telah lama berjuang melawan penyakit, meninggal hari Senin (21 April), pada usia 88 tahun.
Paus Fransiskus, Uskup Roma dan pemimpin Gereja Katolik, menjadi Paus pada tahun 2013 setelah pengunduran diri Benediktus XVI.
Ia adalah Paus pertama dari Amerika, anggota pertama ordo Jesuit, dan Paus non-Eropa pertama sejak Paus Gregorius III pada abad ke-8.
Bergoglio lahir pada 17 Desember 1936, di Buenos Aires, Argentina, dari keluarga keturunan Italia.
Sebelum menjadi paus, ia telah menjadi Uskup Agung Buenos Aires sejak 1998 dan diangkat menjadi kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 2001. Paus Fransiskus dikenal karena kesederhanaannya, penekanannya pada keadilan sosial, dan dukungannya terhadap kaum miskin. Alih-alih tinggal di Istana Kepausan, ia tinggal di rumah sederhana di Vatikan dan sering bepergian keliling Argentina dengan transportasi umum.
Pada tahun 2016, Paus Fransiskus membasuh kaki para pengungsi dari berbagai agama di sebuah pusat pengungsi di luar Roma. Ia juga menyuarakan pandangannya tentang berbagai isu, mulai dari perubahan iklim hingga kesenjangan kekayaan dan peran wanita di Gereja Katolik.
Pidato Paskah terakhir Paus Fransiskus adalah pada tanggal 20 April 2025, dengan seruan global untuk perdamaian, perlucutan senjata, dan pembebasan tahanan. Dalam sambutannya, Paus menyerukan gencatan senjata di Gaza, pembebasan tahanan dan akses kemanusiaan, perdamaian di Ukraina, Kaukasus Selatan dan Balkan Barat, perlucutan senjata dan kebebasan beragama di Afrika, termasuk Sudan, Kongo, dan Sahel, dan rekonsiliasi di Myanmar.
Dia telah dirawat di rumah sakit beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir. Pada tanggal 14 Februari, Paus dirawat di rumah sakit untuk perawatan bronkitis. Ia menghabiskan minggu-minggu terakhir hidupnya di Rumah Sakit Gemelli Roma karena masalah pernafasan dan pneumonia.
Sikap Paus tentang Gaza
Selama masa kepausannya, Fransiskus telah berulang kali mendukung mereka yang menderita akibat perang dan kelaparan, serta mereka yang hidup dalam kemiskinan, sehingga beberapa orang menjulukinya sebagai "Paus Rakyat."
Paus telah berulang kali menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan diakhirinya kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina. Tahun lalu, di tengah kejahatan Israel di Gaza, ia menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza sebagai "sangat berbahaya dan memalukan." (HRY)