IQNA

Patuhi Wasiat Paus Fransiskus, Kardinal yang Pernah Terlibat Skandal Mundur dari Konklaf

7:45 - April 30, 2025
Berita ID: 3481991
IQNA - Kardinal Angelo Becciu, yang divonis bersalah atas penggelapan dana dalam skandal investasi Vatikan pada 2023, memastikan bahwa ia tidak akan ikut serta dalam konklaf pada 7 Mei mendatang untuk memilih Paus baru. Ia menyebut keputusannya diambil demi menjaga persatuan Gereja.

Becciu, yang kehilangan hak-haknya sebagai kardinal pada tahun 2020 karena dugaan penyimpangan keuangan, secara teknis masih memenuhi syarat untuk memilih paus. Namun, statusnya sebagai “non-elektor” serta dua surat dari Paus Fransiskus yang memintanya untuk tidak ikut serta, membuatnya memilih mundur, menurut laporan Associated Press (AP).

Kasus Investasi Properti dan Hukuman Penjara

Becciu menjalani sidang sebagai kardinal pertama dalam sejarah yang diadili di pengadilan pidana Vatikan. Ia dihukum penjara selama lima setengah tahun atas keterlibatannya dalam investasi senilai €350 juta di properti mewah di London dan penyalahgunaan dana Gereja. Saat ini, ia tengah mengajukan banding atas putusan tersebut.

Becciu sebelumnya adalah penasihat dekat mendiang Paus Fransiskus dan bahkan sempat disebut-sebut sebagai kandidat paus.

“Saya telah memutuskan untuk menaati, seperti yang selalu saya lakukan, kehendak Paus Fransiskus agar tidak mengikuti konklaf,” ujar Becciu. Ia tetap bersikeras atas ketidakbersalahannya.

Kardinal berusia 76 tahun itu mengatakan bahwa ia mundur demi “kebaikan Gereja” dan untuk “memberikan kontribusi bagi kesatuan dan ketenangan Konklaf.”

Surat Paus dan Larangan Formal

Pada hari Senin, Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan dan orang nomor dua di bawah mendiang Paus Fransiskus, menyerahkan dua surat kepada Becciu—masing-masing bertanggal 2023 dan bulan lalu—yang ditandatangani langsung oleh Paus Fransiskus. Surat tersebut secara formal melarang Becciu ikut serta dalam konklaf, menurut laporan surat kabar Domani.

Sebelumnya beredar kabar bahwa Becciu ingin ikut serta dalam pemilihan paus, namun surat-surat tersebut menjadi penegasan resmi atas larangannya.

Pemilihan Paus dan Ketegangan Politik Vatikan

Becciu menjabat sebagai pejabat nomor dua di Sekretariat Negara Vatikan dari tahun 2011 hingga 2018. Saat itu, atasannya adalah Kardinal Pietro Parolin, yang kini disebut-sebut sebagai kandidat terkuat paus berikutnya karena pengalaman diplomatiknya yang luas.

Namun, pengamat Vatikan John L. Allen Jr. mengingatkan bahwa keterlibatan Parolin dalam skandal properti London bisa mengganggu peluangnya menjadi paus, meskipun ia memiliki reputasi diplomatik yang baik.

Konklaf pemilihan pengganti Paus Fransiskus dijadwalkan berlangsung pada 7 Mei 2025. Penundaan dari tanggal semula, 5 Mei, dimaksudkan untuk memberi waktu bagi diskusi informal serta membangun konsensus di antara para kardinal.

Sebanyak 135 kardinal akan berkumpul di Kapel Sistina untuk menentukan arah masa depan Gereja Katolik. Konklaf kali ini tergolong unik, karena sebagian besar elektor akan menjalani pemilihan paus untuk pertama kalinya.

Sementara banyak pihak mendukung kelanjutan fokus pastoral Paus Fransiskus terhadap kaum marginal dan penolakan terhadap perang, kelompok konservatif mendorong kembalinya penekanan pada doktrin inti seperti yang dijalankan oleh Santo Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI. (HRY)

 

Sumber: arrahmahnews.com

Kunci-kunci: Wasiat ، paus fransiskus ، Skandal Buruk ، Mundur
captcha