IQNA

Tolak Klaim Trump, Sayyed Houthi: Amerika Mundur karena Alami Kekalahan

6:54 - May 09, 2025
Berita ID: 3482034
IQNA - Pemimpin Gerakan Ansarullah Yaman menempatkan bagian penting dari pidatonya pada hari Kamis untuk membahas eskalasi operasi militer Yaman terhadap dua musuh utama: Amerika Serikat dan entitas Zionis Israel selama sepekan terakhir.

Dalam pidatonya, beliau menyampaikan statistik resmi mengenai jumlah operasi yang dilakukan dalam putaran kedua konfrontasi dengan musuh Amerika yang dimulai pada 15 Ramadan hingga 9 Dzulqa’dah. Total operasi yang dilaksanakan mencapai lebih dari 131 serangan, menggunakan 253 rudal balistik, rudal jelajah, rudal hipersonik, dan pesawat nirawak (drone). Jumlah besar ini tercapai meskipun agresi AS terhadap Yaman begitu intensif.

Serangan Terbaru: Yaffa, Ashkelon, Negev, Eilat, dan Haifa

Sayyid Abdul-Malik menambahkan bahwa dalam satu pekan terakhir, Yaman meluncurkan sepuluh serangan rudal dan drone ke berbagai lokasi strategis di wilayah pendudukan, termasuk Yaffa, Ashkelon, Negev, Umm al-Rashrash (Eilat), dan Haifa. Ia menegaskan bahwa serangan udara dan laut AS terhadap Yaman selama putaran ini mencapai lebih dari 1.712 serangan udara dan tembakan laut.

Eskalasi Amerika untuk Dukung Israel Gagal Total

Sayyid al-Houthi menyatakan bahwa dalam putaran kedua ini, terjadi peningkatan agresi AS sebagai bentuk dukungan bagi Israel, namun upaya tersebut gagal total.

Eskalasi ini tidak mampu menghentikan operasi militer Yaman, tidak melemahkan kemampuan pertahanan, dan juga tidak mematahkan semangat rakyat. Sebaliknya, rakyat Yaman tetap bangkit dan keluar dalam unjuk rasa berjuta-juta orang di ratusan lapangan dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia.

Washington Menarik Diri Setelah Gagal Menekan Yaman

Beliau mengungkapkan bahwa karena kegagalan tersebut, Amerika akhirnya sampai pada keputusan untuk menghentikan dukungan militernya kepada Israel, sebagaimana telah diumumkan dan disampaikan kepada pihak Yaman melalui saudara-saudara kami di Kesultanan Oman.

Sayyid dengan tegas menolak klaim dari Trump, yang menyebut bahwa posisi Yaman muncul karena negosiasi atau kelemahan. “Itu lebih jauh dari matahari itu sendiri,” katanya, “dan merupakan sesuatu yang mustahil secara mutlak.”

Posisi Yaman Berdasarkan Iman, Bukan Politik

Sayyid al-Houthi menegaskan bahwa dukungan rakyat Yaman terhadap rakyat Palestina dalam menghadapi Israel berangkat dari dasar iman, dan bahwa mereka telah menyaksikan pertolongan dan dukungan Allah secara nyata.

“Seandainya posisi rakyat kami tidak berdampak besar,” ujarnya, “maka Amerika tidak akan sampai mengerahkan seluruh kekuatannya—kapal induk, pembom, dan lainnya.” Ia menegaskan bahwa jika sikap Yaman hanya sandiwara politik, maka Amerika tidak akan sampai mengerahkan kekuatan militer semaksimal mungkin.

Keberhasilan Strategis: Blokade Laut dan Serangan ke Jantung Israel

Sayyid menjelaskan bahwa intensitas serangan udara dan kesiapan militer AS mencerminkan efektivitas besar posisi Yaman dengan pertolongan Allah. Jalur dukungan langsung ke Palestina dalam bentuk blokade laut terhadap kapal-kapal Israel telah mencapai keberhasilan total.

Ia menambahkan bahwa operasi militer ke dalam wilayah Palestina yang diduduki, baik dengan drone maupun rudal, terus berlanjut dengan intensitas yang meningkat dari waktu ke waktu.

Target Strategis: Bandara Ben Gurion dan Kapal Induk AS

Sayyid al-Houthi juga menyinggung beberapa operasi penting dalam sepekan terakhir, termasuk serangan terhadap Bandara Ben Gurion di kota Yaffa yang diduduki, serta kelanjutan dari serangan terhadap kapal induk Amerika Serikat, terutama USS Harry Truman.

Ia menyatakan bahwa terdapat perkembangan positif dalam peningkatan operasi dukungan, sekaligus kemampuan untuk menangkal agresi Amerika.

Beliau menekankan bahwa dampak serangan ke Bandara Ben Gurion sangat luas secara global dan menjadi sorotan para analis dan pakar militer dunia.

Dalam hal serangan terhadap kapal induk, Sayyid menjelaskan bahwa serangan intensif terhadap kapal induk AS, serta insiden jatuhnya jet tempur F-18, merupakan bukti nyata atas efektivitas operasi militer Yaman.

Beliau menutup dengan menyatakan, “Keefektifan operasi militer kami menunjukkan bahwa kami berada dalam posisi yang kuat dan solid.” (HRY)

 

Sumber:

Kunci-kunci: Tolak ، klaim ، trump ، Respon Al-Houthi ، amerika ، Mundur ، kekalahan
captcha