IQNA

Haji dalam Alquran/ 4

Syiar-syi’ar Ilahi; Manifestasi Ketakwaan Hati

10:17 - May 29, 2025
Berita ID: 3482130
IQNA - Menghormati tanda-tanda penghambaan merupakan tanda dari batin yang suci dan hati orang yang bertakwa. Barangsiapa yang takwa dalam dirinya, maka ia akan bersikap khusyuk dan tunduk terhadap tanda-tanda Allah.

Allah swt telah berfirman dalam Alquran: “Dzâlika wa may yu‘adhdhim sya‘â'irallâhi fa innahâ min taqwal-qulûb/ Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati”. (QS. Al-Hajj: 32) Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, “sya’air” (jamak dari “sya’irah”) berarti tanda-tanda yang ditetapkan untuk ketaatan dan ibadah kepada Tuhan.

Dalam ayat ini, kata ganti “Fainnaha” kembali pada penghormatan dan pengagungan tanda-tanda (syi’ar), yang berarti bahwa penghormatan terhadap tanda-tanda Allah ini muncul dari ketakwaan hati. Dengan kata lain, ada hubungan yang mendalam antara hati manusia dan penghormatan lahiriah terhadap tanda-tanda tersebut.

Penambahan “takwa” dengan “qalub” juga menunjukkan bahwa sumber ketakwaan yang sebenarnya adalah batin manusia dan niatnya yang ikhlas, bukan penampilan lahiriah atau perilaku lahiriah yang menipu. Ketakwaan yang tidak ada di dalam hati dan hanya terwujud dalam bahasa atau perilaku kepura-puraan adalah jenis ketakwaan lahiriah yang berasal dari kemunafikan dan tidak memiliki nilai.

Tafsir Ruh al-Ma'ani menegaskan bahwa "Min" dalam kalimat ini bisa jadi menyatakan sebab (illah) atau tempat awal. Dalam kedua hal tersebut, maknanya adalah bahwa mengagungkan syiar-syiar bisa jadi karena ketakwaan hati atau dilakukan untuk mencapainya. Fakhr al-Razi juga menganggap syiar-syiar sebagai tanda-tanda untuk memperkenalkan perintah ilahi; tanda bahwa seseorang tidak boleh menunda-nunda dalam melakukannya, tetapi harus bergegas melakukannya dengan antusias dan tanpa membuat alasan serta menanggapi seruan Tuhan.

Beberapa pesan penting dapat dipahami dari ayat ini: Ketakwaan batin juga harus tercermin dalam perilaku dan ibadah. Mengabaikan syiar-syiar menunjukkan kelemahan dalam ketakwaan hati. Menghormati tanda-tanda ini harus dilakukan dengan ikhlas dan ketakwaan, bukan karena persaingan atau kemunafikan. Dan pada akhirnya, hati manusialah yang menjadi standar dan tempat pengukuran di sisi Tuhan. (HRY)

 

3493252

Kunci-kunci: haji ، dalam Alquran ، manifestasi ، Takwa ، Hati
captcha