Menurut Iqna mengutip Bernama, Majlis Tilawah & Hafazan Alquran Peringkat Antarabangsa (MTHQA) ke-65 akan dibuka pada 2 Agustus di World Trade Center Kuala Lumpur (WTCKL) dan berlangsung hingga 9 Agustus.
Menteri Agama Malaysia, Mohd Na’im Mokhtar, mengumumkan hal ini dalam sebuah acara sebelum dimulainya MTHQA 2025 di Kuala Lumpur. Ia menambahkan bahwa 72 hafiz dan qari Alquran dari 50 negara dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut.
Ia mengatakan, dari total peserta tersebut, sebanyak 40 orang akan berlaga di kategori tilawah Alquran dan 32 orang lagi di kategori hafalan Alquran.
“Proses seleksi peserta dilakukan secara daring dari 19 hingga 23 Mei dan dievaluasi oleh panel juri yang berpengalaman untuk memastikan keadilan dan transparansi. Kompetisi tahun ini akan diselenggarakan dengan slogan "Kemajuan Bangsa" dan akan dibuka secara resmi oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim,” lanjutnya.
Dari Malaysia, Aiman Ridhwan bin Mohamad Ramlan (Perak) dan Wan Sofea Aini binti Wan Mohd Zahidi (Terengganu) akan hadir pada cabang tilawah, serta Muhammad Adib Ahmad Rozaini (Perak) dan Putri Auni Khadijah Mohd Hanif (Kelantan) akan hadir pada cabang tahfiz.
Menurut Mohad Na’im, juri tahun ini akan mencakup 16 juri yang berkualitas dan berpengalaman dari berbagai negara, termasuk Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Yordania, dan Indonesia, sehingga menjamin proses penjurian yang adil dan transparan.
Ia menjelaskan bahwa penilaian pada cabang tilawah akan berfokus pada empat aspek utama: Tajwid (pelafalan yang benar), Nada (lantunan merdu), Fashahat (kelancaran), dan kualitas suara. Sementara itu, pada kategori hafalan akan dinilai berdasarkan keakuratan dan kelancaran hafalan.
Mengenai pemilihan tema tersebut, Mohd Na’im mengatakan bahwa hal ini sejalan dengan visi Malaysia untuk membangun masyarakat yang beradab, tidak hanya dalam hal infrastruktur dan pembangunan fisik, tetapi juga dalam dimensi spiritual, intelektual, dan moral.
Ia mencatat bahwa Malaysia telah lama dikenal sebagai tuan rumah yang sukses sejak didirikannya MTHQA pada 8 Maret 1961, dan salah satu pencapaian penting mereka adalah memenangkan Penghargaan Program Alquran Terbaik pada tahun 2016 dari Penghargaan Internasional Alquran Kuwait.
“JAKIM akan terus meningkatkan kredibilitas dan kualitas acara sesuai dengan kebutuhan, termasuk pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI),” imbuh Mohd Na’im.
Pemenang kedua cabang akan menerima uang tunai sebesar RM40.000, juara kedua RM30.000, dan juara ketiga RM20.000, beserta hadiah dari Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia (YaPEIM).
Sebagai bagian dari pertemuan ini, sebuah acara khusus juga akan diselenggarakan, termasuk pembacaan Alquran dari Stasiun Kereta Api Pusat Kuala Lumpur ke Hat Yai, yang bertujuan untuk mencetak rekor baru dalam Buku Rekor Malaysia untuk "Pembacaan Alquran Terpanjang dalam Perjalanan Kereta Api Internasional.
Mohsen Ghasemi, seorang qari terkemuka, telah diperkenalkan sebagai perwakilan negara Iran untuk berpartisipasi dalam Musabaqoh Alquran Internasional Malaysia ke-65 oleh Komite Pengiriman dan Pengundang Qari dan Hafalan Alquran. (HRY)