Esmaeil Baghaei menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Senin, beberapa jam setelah militer Israel melancarkan serangan dua kali di Kompleks Medis Nasser di kota Khan Yunis. Para korban termasuk lima jurnalis, pasien, tenaga kesehatan, dan petugas tanggap darurat yang bergegas ke lokasi kejadian setelah serangan awal.
Mengacu pada jumlah korban tewas yang besar akibat “pengeboman brutal” Israel terhadap rumah sakit tersebut, Baghaei mengatakan rezim Zionis melakukan “kejahatan perang brutal” sebagai bagian dari rencana genosida dan dengan tujuan menghapus Palestina sebagai sebuah bangsa dan identitas.
Ia juga menggambarkan sebagai “memalukan” ketidakpedulian berkelanjutan dari organisasi-organisasi internasional dan pembela hak asasi manusia yang memproklamirkan diri terhadap pelanggaran berat Israel terhadap hak asasi manusia dan hukum humaniter di Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki.
Juru bicara tersebut mengatakan semua pemerintah memiliki tanggung jawab hukum dan moral untuk “menghentikan genosida dan menghukum para penjahat Nazi dan Zionis rasis”.
“Para pendukung militer dan politik rezim pendudukan, terutama Amerika Serikat, harus dimintai pertanggungjawaban di hadapan komunitas internasional sebagai kaki tangan dan mitra dalam kejahatan keji yang dilakukan terhadap rakyat Palestina,” tambahnya.
Kepresidenan Palestina mengutuk serangan tersebut sebagai “kejahatan perang baru” dan menyatakan bahwa serangan ini menambah rangkaian panjang kejahatan dan pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan Israel untuk membungkam media Palestina dan suara kebenaran.
Serangan pertama menghantam lantai empat rumah sakit, kata Kementerian Kesehatan Palestina, diikuti oleh serangan kedua yang menghantam kru ambulans dan pekerja darurat.
Militer Israel mengakui serangan mematikan yang menewaskan wartawan yang bekerja dengan media internasional, termasuk Associated Press, Reuters, Al Jazeera dan Middle East Eye.
Asosiasi Pers Asing, yang mewakili media internasional yang bekerja di wilayah pendudukan dan Palestina, mengatakan pihaknya “marah dan terkejut” atas serangan tersebut, dan menuntut “penjelasan segera” dari militer Israel dan kantor perdana menteri Israel.
“Kami menyerukan kepada Israel untuk selamanya menghentikan praktik keji yang menargetkan jurnalis,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Ini harus menjadi momen yang menentukan. Kami mengimbau para pemimpin internasional: Lakukan segala yang Anda bisa untuk melindungi rekan-rekan kami. Kami tidak bisa melakukannya sendiri”.
Israel telah membunuh 62.744 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 158.259 lainnya sejak Oktober 2023, ketika melancarkan perang genosida di wilayah yang terkepung, menurut kementerian kesehatan Gaza. (HRY)
Sumber: arrahmahnews.com