Menurut Iqna mengutip Timur Tengah; Kantor Perdana Menteri Irak mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa Al-Sudani mengatakan pada acara peresmian Masjid Jami Al-Nouri dan Menara Al-Hadba bahwa pemerintah Irak memiliki pandangan budaya dan peradaban terhadap warisan sejarah Irak.
“Menara Al-Hadba telah dipugar dan dibangun kembali menjadi lebih indah dari sebelumnya, sebagai tanda kemenangan atas terorisme,” imbuhnya.
Dalam pidatonya di acara tersebut, Perdana Menteri Irak menekankan pentingnya Masjid Jami Al-Nouri, menyebutnya sebagai simbol nyata peradaban Islam di Irak, yang menunjukkan keberlangsungan jalan kemanusiaan bangsa Irak dan telah diiringi koeksistensi secara damai dan persaudaraan di antara semua lapisan dan golongan bangsa.
Al-Sudani menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang berperan dalam menghidupkan kembali warisan berharga ini, termasuk pemerintah UEA, UNESCO, Kementerian Kebudayaan Irak, Dewan Wakaf Sunni, Kegubernuran Mosul, para pakar internasional dan Irak di berbagai bidang, serta semua pihak yang telah mendukung proyek Menghidupkan Kembali Semangat Mosul.
Perdana Menteri Irak menilai pembangunan kembali Menara Al-Hadba yang bersejarah sebagai simbol lain dari kemenangan besar bangsa Irak atas kelompok-kelompok yang berpikiran gelap dan kekalahan abadi atas upaya mereka untuk menghasut dan menciptakan perpecahan serta kebencian di antara anak-anak bangsa Irak, seraya menambahkan bahwa hati mereka penuh dengan kebencian dan ketidaktahuan terhadap simbol-simbol otentik arsitektur Irak.
Al-Sudani menggambarkan ledakan Menara Al-Hadba oleh teroris sebagai upaya untuk menghancurkan jiwa kota Mosul dan memutuskan hubungannya dengan sejarahnya yang gemilang, seraya menambahkan: Penghancuran Masjid al-Nouri dan Masjid Nabi Yunus adalah simbol lengkap dari kemerosotan moral dan ketidakberhargaan gerakan terorisme, yang dipermalukan di hadapan dunia.
“Rekonstruksi Masjid Al-Nouri dan menaranya akan menjadi titik terang dalam sejarah yang akan mengingatkan musuh akan keberanian rakyat Irak dan pembelaan mereka terhadap tanah air mereka,” tegasnya.
Merujuk pada keberagaman masyarakat Mosul, Al-Sudani mengatakan: "Pemerintah Irak telah mengadopsi pendekatan budaya dan peradaban terhadap warisan sejarah dan arsitektur negara ini, yang tercermin dalam upaya menjaga memori sejarah Irak tetap hidup."
Ia menambahkan: "Kami akan terus mendukung budaya, warisan, dan monumen bersejarah Irak, karena keberadaan warisan ini merupakan kebutuhan sosial, gerbang untuk terhubung dengan dunia, peluang bagi pembangunan berkelanjutan, dan ladang kreativitas kaum muda".
Menara Al-Hadba terkenal di dunia karena bentuknya yang melengkung.
Dalam acara tersebut, Abdul Qader Al-Dakhil, Gubernur Ninawa, menekankan bahwa Ninawa telah menyaksikan kemajuan pesat di bidang konstruksi dan rekonstruksi selama masa Perdana Menteri Al-Sudani.
Menteri Kebudayaan Irak, Ahmed Fakak Al-Badrani, juga mengatakan bahwa langkah-langkah ini terlaksana berkat kerja sama dan upaya bersama antara pemerintah Irak dan UEA, Dewan Wakaf Sunni, Kementerian Kebudayaan, dan Organisasi Purbakala Irak, serta dukungan dari UNESCO dan Kegubernuran Ninawa.
Mohamed Al-Hassan, perwakilan Sekretaris Jenderal PBB di Irak, juga mengatakan bahwa hari ini kita berdiri di Mosul dan mendeklarasikan kemenangannya atas terorisme.
Noura Al-Kaabi, anggota kabinet dan mantan Menteri Kebudayaan UEA, juga mengatakan bahwa melestarikan warisan adalah tanggung jawab moral yang tidak dapat diabaikan. (HRY)