IQNA

Pernyataan Akhir Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-39

7:34 - September 13, 2025
Berita ID: 3482694
IQNA - Pernyataan akhir Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-39 menegaskan, umat Islam harus memperkuat wawasan kolektif, kesadaran sejarah, dan solidaritas keimanan dengan cara memperkuat budaya dialog elit, pembentukan hati bersama, rasionalitas kritis, dan konvergensi lapangan, serta membendung masuknya arus perpecahan.

Menurut Iqna, pernyataan akhir Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-39 adalah sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim

إِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Sesungguhnya ini (agama tauhid) adalah agamamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu. Maka, sembahlah Aku”. (QS. Al-Anbiya: 92)

Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-39 diselenggarakan di Teheran, bertepatan dengan peringatan 1.500 tahun kelahiran Nabi Muhammad al-Mustafa (saw), dari tanggal 8 hingga 10 September (15 hingga 17 Rabiul Awwal), dengan tema "Nabi Rahmat dan Persatuan Bangsa", dengan kehadiran dan pidato Presiden Iran, Dr. Masoud Pezeshkian, pejabat tinggi, ulama dan pemikir terkemuka di dunia Islam, dan menjadi tuan rumah bagi 350 tokoh ilmiah terkemuka dari berbagai negara di seluruh dunia.

Penyajian 400 artikel penelitian ilmiah dan penyampaian 200 kuliah virtual menambah kemegahan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-39.

Konferensi ini diselenggarakan di tengah duka mendalam dunia Islam akibat agresi, pendudukan, dan kejahatan brutal rezim Zionis. Serangan terus-menerus terhadap tanah-tanah Islam, pembunuhan para pemimpin dan komandan perlawanan, pembantaian orang-orang tak berdosa, perluasan wilayah pendudukan, serta dukungan penuh Amerika Serikat dan pemerintah Barat terhadap rezim perampas kekuasaan ini, semakin menunjukkan sifat permusuhannya terhadap Umat Islam. Dalam situasi seperti ini, kebutuhan akan persatuan, konvergensi, dan solidaritas Umat Islam untuk menghentikan agresi dan mewujudkan nilai-nilai serta tujuan bersama semakin terasa.

Kembali kepada kehidupan penuh rahmat Nabi Muhammad saw, yang merupakan teladan moralitas transenden dan simbol perdamaian serta persaudaraan, adalah satu-satunya jalan untuk mencapai keadilan, perdamaian abadi, dan persatuan umat Islam. Oleh karena itu, Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam menyelenggarakan Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-39 dengan tema "Nabi Rahmat dan Persatuan Umat Islam" dan dengan penekanan pada ajaran-ajaran Nabi Muhammad (saw).

Dalam pernyataan akhir konferensi, para peserta menekankan poin-poin berikut:

Teori "persatuan Islam" didasarkan pada perbedaan dalam persamaan yang bersumber dari konsep-konsep Alquran tentang perwalian ilahi, ketaatan kepada Nabi, satu umat, berpegang teguh pada tali Allah, memperbaiki hubungan melalui sikap moderat, persaudaraan seiman, dan meninggalkan pertikaian setan, serta toleransi dalam perbedaan berdasarkan prinsip-prinsip kebolehan ijtihad di berbagai cabang, menjaga etika perbedaan, dan saling menghormati keyakinan.

Membina pribadi-pribadi yang moderat, rasional, dan berwawasan luas, bebas dari prasangka buta dan kekerasan irasional, merupakan misi fundamental dan serius yang diemban para ulama, elit agama, dan pemikir dunia Islam. Moderasi berarti keteguhan di jalan yang lurus, kesetiaan pada kebenaran, serta keterbukaan terhadap dialog, koeksistensi, dan interaksi yang konstruktif. Dengan menafsirkan ulang ajaran-ajaran wahyu secara rasional dan etis, para ulama dan pemikir memperkenalkan wajah Islam yang sejati kepada dunia sebagai agama rahmat, martabat manusia, keadilan, dan perdamaian abadi. Dengan menonjolkan nilai-nilai Islam, menjelaskan rasionalitas, menghilangkan takhayul dan distorsi, serta melawan interpretasi ekstremis dan takfiri, mereka membuka jalan bagi pemulihan hubungan, konvergensi, dan persaudaraan dalam iman.

Dalam logika Islam, keluarga adalah "pusat kehidupan manusia dan penjaga nilai-nilai ketuhanan dan moral"; tempat di mana cinta, iman, tanggung jawab, dan semangat kerjasama diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Dalam sistem ini, keluarga adalah sekolah pendidikan pertama, yang menumbuhkan kepribadian yang seimbang dan mengembangkan bakat-bakat manusia, dan selalu dikenal sebagai "benteng" melawan gelombang ganas fitnah dan kerusakan sosial.

Menabur fitnah dan mengobarkan api perselisihan adalah alat musuh yang paling berbahaya untuk melemahkan dan menghancurkan persatuan Umat Islam. Alquran telah menyebutkan fitnah sebagai musibah yang lebih besar daripada pembunuhan: "Dan fitnah itu lebih berat daripada pembunuhan" (QS. Al-Baqarah: 191). Sepanjang sejarah, kolonialisme dan arogansi global telah mencoba mengeksploitasi perpecahan agama dan etnis untuk menciptakan perpecahan di antara umat Islam. Para ulama, elit intelektual, dan pemimpin sosial harus memperkuat barisan umat melawan konspirasi ini dengan menjelaskan ajaran Islam yang penuh rahmat, menyoroti persamaan-persamaan, dan mencerahkan mereka tentang propaganda yang beracun.

Palestina adalah kompas yang membedakan benar dan salah di dunia yang penuh kegelapan. Para penindas dunia telah bergandengan tangan dan melakukan genosida yang meluas dan terbuka di depan mata seluruh dunia. Zionis kriminal telah menutupi wajah para penindas dalam sejarah; mereka telah menjatuhkan bahan peledak berukuran tujuh kali lebih besar dari bom atom Hiroshima kepada rakyat Gaza yang tak berdosa; kejahatan perang ini telah membangkitkan rakyat dunia yang bebas untuk membela Palestina yang tertindas dan rakyat Gaza yang tak berdaya dan terkepung dengan menekankan persatuan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan bersama.

Pencapaian terpenting dari Badai Al-Aqsa, yang dimulai pada 7 Oktober, adalah terungkapnya wajah jahat rezim Israel yang keji kepada seluruh dunia, beserta rencana jahatnya untuk menciptakan Israel Raya. Peristiwa ini menyatukan negara-negara Islam, menepis kesalahpahaman tentang persaingan internal di dunia Islam, dan membuat semua orang fokus pada musuh Zionis bersama.

Perang yang dipaksakan selama 12 hari itu, kendati menimbulkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki dan menewaskan lebih dari seribu warga negara yang tidak bersalah, wanita, anak-anak, orang tua, dsb, yang dibayar oleh Republik Islam sebagai biaya membela bangsa Palestina yang tertindas dan bangsanya sendiri, juga menimbulkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada musuh yang berkhianat itu.

Para peserta konferensi ini mengutuk keras serangan rezim Zionis terhadap rakyat Iran, Palestina, Lebanon, Yaman, Suriah, dan Qatar, serta menyatakan: Kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada seluruh negara Islam yang telah mendukung negara-negara yang menjadi sasaran serangan agresif rezim ini dalam menghadapi rezim pendudukan Zionis sejak 7 Oktober hingga perang 12 hari yang diberlakukan dan setelahnya, serta mengutuk tindakan keji rezim pendudukan Yerusalem dan para pendukungnya. Kami menyerukan kepada negara-negara Islam dan Arab untuk mengambil langkah-langkah efektif dengan mengambil langkah-langkah praktis untuk memutuskan hubungan politik, militer, dan ekonomi dengan rezim pendudukan dan untuk segera membantu rakyat Palestina dan Gaza yang tertindas secara objektif dan nyata.

Di akhir konferensi, para peserta, seraya memberikan penghormatan kepada para syuhada perlawanan: Ismail Haniyah, Sayyid Hasan Nasrullah, Sayyid Hashem Safi al-Din, Yahya Sinwar, Saleh al-Arouri, Ahmad Ghalib al-Rahavi, serta ulama dan komandan Iran yang gugur, dan para syuhada lainnya, menekankan kelanjutan jalan perlawanan dan pemeliharaan persatuan Islam berdasarkan akhlak mulia Nabi Muhammad saw, dan mengucapkan selamat kepada seluruh umat Islam di dunia atas peringatan 1500 tahun kelahiran Nabi Muhammad saw. Mereka juga menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, Ayatullah Imam Khamenei, pemerintah Republik Islam Iran, khususnya kepada Presiden dan Sekretaris Jenderal Majma Jahani Taqrib Mazahib Islam, Profesor Dr. Hamid Shahriari, Dewan Tertinggi, dan seluruh staf Majma’.

Wassalamualaikum wa Rahmatullah wa Barakatuh

Konferensi Persatuan Islam ke-39

10 September 2025

 

4304457

captcha