IQNA

Menyambut Pameran Alquran Bersejarah di Pameran Buku Sharjah

9:03 - November 10, 2025
Berita ID: 3482986
IQNA - Salinan manuskrip Alquran kuno telah diterima dengan baik oleh pengunjung Pameran Buku Internasional Sharjah di Uni Emirat Arab.

Menurut Iqna mengutip Ktimes, ketepatan dan keindahan manuskrip Alquran kuno, yang faksimilinya (fotokopi) telah dipamerkan di Pameran Buku Internasional Sharjah di Uni Emirat Arab, mendapat sambutan baik oleh publik.

Pengunjung Pameran Buku Internasional Sharjah (SIBF) ke-44 akan berkesempatan langka untuk melihat sepotong sejarah seni Islam. Manuskrip Alquran ini ditulis lebih dari seribu tahun yang lalu oleh kaligrafer ternama Abul Hasan Ali bin Hilal, yang dikenal sebagai Ibn al-Bawwab.

Manuskrip yang indah ini dipamerkan di stan duta Ardahal, tempat pengunjung dapat menyaksikan ketepatan dan keindahan kaligrafi Islam awal.

Hamed Dehdashti, duta Ardahal berkata: "Ini adalah salah satu manuskrip Alquran lengkap tertua yang ditulis oleh seorang kaligrafer ternama. Manuskrip ini merupakan salinan Alquran yang aslinya ditulis oleh Ibn Bawwab pada tahun 391 H (sekitar tahun 1000 M). Naskah aslinya disimpan di Perpustakaan Chester Beatty di Dublin, Irlandia. Keistimewaannya adalah Ibn Bawwab bukan sekadar kaligrafer; ia mengubah kaligrafi Arab menjadi seni dengan proporsi yang sempurna dan keindahan spiritual."

Dehdashti menjelaskan bahwa Alquran ditulis dalam khat Naskh, gaya yang disempurnakan oleh Ibn Bawwab. Setiap halaman memiliki 16 baris teks, dengan huruf-huruf yang halus, spasi yang rata, dan goresan pena yang stabil. "Dalam Alquran ini, Anda dapat melihat bagaimana setiap huruf bernapas dalam ruangnya sendiri," ujarnya. Ibnu Bawwab percaya bahwa keindahan terletak pada keseimbangan; setiap lekukan dan setiap titik mengikuti harmoni dan ritme.

Berbeda dengan khat Alquran sebelumnya seperti Kufi, yang berbentuk persegi dan bersudut, gaya Nasakh Ibn Bawwab menghadirkan fluiditas dan keterbacaan. Garis-garisnya mengalir bak puisi. Itulah sebabnya kaligrafi Arab saat ini, mulai dari pencetakan hingga desain, masih mengikuti aturan yang sama yang ia tetapkan lebih dari seribu tahun yang lalu.

Dehdashti menambahkan bahwa Alquran di Chesterbeati kemungkinan besar seluruhnya ditulis dan dihias oleh Ibn Bawwab sendiri. Ia tidak hanya menulis ayat-ayatnya, tetapi juga mendesain hiasan dan judul yang berlapis emas. "Ia seorang perfeksionis. Kaligrafi, daun emas, dan pinggiran bunga semuanya tampak seperti karya seorang seniman," kata Dehdashti.

Sang kaligrafer menggunakan tinta alami yang terbuat dari jelaga dan gom arab, serta pena buluh yang dipotong dengan sudut presisi, sehingga ia dapat menulis sekaligus membuat garis tipis dan tebal dalam satu goresan. Teksnya ditulis di atas perkamen, permukaan halus yang terbuat dari kulit hewan yang telah membantu melestarikan manuskrip selama berabad-abad.

“Bagi pengunjung, manuskrip ini lebih dari sekadar buku tua. Manuskrip ini adalah jendela sejarah dan seni. Apa yang Anda lihat di sini adalah keterampilan manusia murni; tak ada mesin yang dapat mereproduksi harmoni tinta, tulisan tangan, dan iman,” kata Dehdashti.

Alquran asli karya Ibn Bawwab tetap menjadi salah satu harta karun terbesar peradaban Islam, yang dijaga ketat di Perpustakaan Chesterbeaton. “Memiliki replikanya di Sharjah sama berharganya. Alquran ini mengingatkan kita akan kecemerlangan para seniman Muslim dan bagaimana karya seni mereka telah menginspirasi dunia,” kata Dehdashti. (HRY)

 

4315512

captcha