Seminar Palestina, dengan diprakarsai oleh Nur Ahmad Syahtaz, Direktur Pusat Studi Islam “Syekh Zayed” yang telah diselenggarakan di auditorium markas ini, pada hari Kamis (7/8/2014),” demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari Humas dan Biro Informasi dan Departemen Kebudayaan dan Hubungan Islam.
Mi’raj al-Huda, Ketua Partai Jamaah Islam di negara bagian Sindh, Haji Hanif Thayyib; mantan menteri Pakistan dan anggota dewan ilmu fakultas Karachi dan Markas Islam, Syekh Zayed; dan ketua Partai Mustafa Pakistan, Hujjatul Islam Sayid Syahansyah Naqavi, Hujjatul Islam Syekh Syabir Maitsami, Qadhi Ahmad Nurani, salah seorang pemimpin kelompok populasi ulama Pakistan dan pejabat aktif Lembaga Yayasan Pelestina dan sejumlah para guru, para mahasiswa, budayawan dan akademik ikut serta dalam acara ini.
Seminar dimulai dengan kata sambutan yang disampaikan oleh Syahtaz, dan ceramah Umar Hayat, salah seorang guru markas Ilmu Islam Syekh Zayed, dengan topik Gaza dan pembunuhan massal warga tertindas Palestina.
Selanjutnya, Muhammad Lakihani, salah seorang mahasiswa universitas menguraikan faktor-faktor kesusahan kaum muslimin dan menganggap kelompok ekstrimis takfiri, negara-negara pendiri, dan pendukung program takfiri sebagai problem terbesar umat Islam.
Dalam ucapannya, dia mengemukakan, “Kelompok-kelompok Takfiri yang sekarang ini lagi hangat-hangatnya membunuh kaum muslimin di negara Suriah dan Irak, realitanya adalah algojo-algojo Amerika dan Israel. Sampai saat ini mereka telah membunuh ribuan orang kaum muslimin dengan tanpa belas kasih; namun tentang kejahatan-kejahatan Israel di Gaza dan pembunuhan warga tertindas Palestina, tidak ada satu katapun yang terucap.”
Demikian juga, Qadhi Ahmad Nurani, disela-sela statemen ringkasnya mengenai sejarah kejahatan orang-orang Yahudi terhadap Islam dan kaum muslimin, pembentukan Zionis, faktor dan tujuan pendirian Israel dengan kerjasama kekuatan-kekuatan dunia, menekankan persatuan dan solidaritas kaum muslimin untuk kebebasan kiblat pertama kaum muslimin dan tanah Palestina.
Dalam sebagian ceramahnya, dia mengucapkan rasa terimakasih atas peran Negara Islam Iran dalam membela rakyat Palestina, terkhusus pemimpin besar Revolusi Islam, Imam Khomaini (ra), yang telah membangunkan kaum muslimin dunia dengan mendeklarasikan hari al-Quds sedunia terhadap pemerintahan lalim Israel.
Setelahnya, Hujjatul Islam Syekh Syabir Maitsami dalam ceramahnya mengemukakan, “Rakyat Palestina sejak pertengahan abad terakhir telah menjadi tunawisma di tanah mereka sendiri dan menjadi arogansi penindasan global. Selama periode ini, ribuan orang telah terbunuh dan mengalami luka-luka. Namun, imam Khomaini (ra) adalah orang pertama yang memaparkan permasalahan Palestina dalam taraf dunia dan membangunkan kaum muslimin dan masyarakat dunia di seluruh penjuru dunia terhadap pemerintahan ilegal Israel.
Selanjutnya, Walid Abu Ali, Duta Besar Palestina di Pakistan, menjelaskan ceramahnya untuk para hadirin di seminar, lewat video konferensi, dari Islamabad . Sambil mengucapkan rasa terima kasih atas praktisi dari panitia penyelenggaraan seminar ini, para penceramah dan semua yang hadir, dia menjelaskan beberapa hal mengenai kondisi Gaza sekarang ini.
“Akibat serangan Israel sampai sekarang ini, 19 ribu rakyat Palestina telah meninggal dunia, yang mana 8 ribu dari mereka adalah anak-anak kecil. Jumlah orang-orang yang terluka mencapai 10 ribu orang dan jumlah rumah-rumah yang hancur mencapai 25 ribu rumah,” kata Abu Ali dalam sebagian ceramahnya.
Menurut laporan berita ini, dalam seminar ini, untuk pertama kalinya Doktor Mi’raj al-Huda, salah satu pemimpin penting Jamaah Islam di negara bagian Sindh tidak hanya mengkritik Israel semata, bahkan kelompok-kelompok ekstrimis dan Negara-negara Barat, terkhusus Arab Saudi telah menjadi kritikan pedasnya dan mereka dianggap sebagai dalang utama pembunuhan rakyat Palestina. Dalam ceramahnya, dia mengutuk kelompok radikal ISIS, yang telah mengumumkan kekhilafahan Islam di Suriah dan Irak dan menegaskan, “Orang-orang yang menghancurkan pusara suci para nabi, para wali mulia dan Ahlul Bait (as), mereka sama sekali tidak dapat menghirup aroma Islam, apalagi mendapatkan hak khilafah Islam.”
Demikian juga, Haji Hanif Thayyib, dalam pidatonya menegaskan tentang persatuan dan solidaritas Islam. “Sekarang ini wajib bagi kaum muslimin dunia untuk memaparkan masalah Palestina dalam komunitas-komunitas keagamaan politik di media-media sosial, bahkan dalam markas-markas keilmuan dan pembelajaran dan mengenalkan masyarakat akan kejahatan-kejahatan Israel dan ketertindasan warga Palestina yang tak berdosa,” ucap dia.
Hujjatul Islam Sayid Syahansyah Naqavi dalam ceramahnya, disela-sela penjelasan hadis dari Rasulullah saw dan Imam Ali (as) juga menyatakan, “Menurut sabda Rasulullah saw dan para Imam suci (as), membantu orang-orang yang terzalimi adalah wajib bagi kaum muslimin; terlebih-lebih apabila yang tertindas itu adalah kaum muslimin. Sekarang ini satu-satunya solusi permasalahan Palestina dan Baitulmakdis adalah persatuan kaum muslimin.”
Di akhir seminar ini, Khatib; Penanggung Jawab Rumah Budaya Iran di Karachi, memberikan dua jilid buku berharga “Peran Kaum Muslimin dalam Kebebasan India” salah satu karya Pemimpin Besar Republik Islam, Ayatollah Sayid Ali Khamenei yang telah diterjemahkan oleh Rumah Budaya Iran di Karachi dengan bahasa Urdu, kepada Nur Ahmad Syahtaz, ketua Markas Ilmu Islam Syekh Zayed.