IQNA

Prinsip Pemikiran Ekonomi Islami adalah penghambaan kepada Tuhan

6:02 - July 30, 2012
Berita ID: 2380372
Pembicara dan sarjana universitas Hujjatul Islam Seyyed Hossein Mir Mo'ezzi mengatakan prinsip-prinsip pemikiran ekonomi Islam harus membuka jalan bagi manusia untuk menuju Ubudiah (penghambaan kepada Allah).
Berbicara pada "Antropologi dan dosa Ekonomi dalam Quran" forum yang diadakan di Pameran Al Quran Internasional ke-20 di Teheran, ia menambahkan bahwa manusia diciptakan untuk menuju Ubudiah dan mencapai kesempurnaan.
Pembangunan dan kesejahteraan tidak boleh bertentangan dengan tujuan-Nya, dan Ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial dan untuk kehidupan bermasyarakat. Subjek Ekonomi yang mempelajari perilaku manusia dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi maka “Prilaku Ekonomi berhubungan dengan kemanusiaan, karena itu dalam ilmu ekonomi, pengetahuan memegang peranan penting”.
Hujjatul Islam Mir Mo'ezzi menjelaskan bahwa ekonomi Barat berdasarkan prinsip-prinsip liberalisme. "Jenis ekonomi yang memiliki pandangan individualistis dimana manusia adalah tunggal dan dalam kesendirian yang memiliki dia sendiri tidak ada satupun yang memiliki dirinya dan hanya menuruti hawa nafsunya."
Berdasarkan pandangan ini tujuan manusia diartikan sebagai sebuah keinginan maka kecerdasan intelektual orang-orang barat dapat meraih semua keinginan tanpa campurtangan Tuhan yang dapat membatasinya.
Para anggota dewan akademi Kebudayaan Islam dan Pusat Penelitian mengatakan sistem ekonomi Barat didasarkan atas kebebasan mutlak yang dapat menimbulkan intervensi agama dan pemerintahan.
Dalam pandangan Islam, hal itu tidak dapat diterima dan manusia seperti itu dianggap tidak ubahnya seperti binatang dan bahkan lebih rendah dari itu.
Mir Mo'ezzi menyebutkan karakteristik manusia dalam pandangan ekonomi Islam bahwa, manusia diciptakan untuk mencapai Ubudiah dan sempurna.”Oleh karena itu, ekonomi Islam dijadikan sebagai jalan manusia untuk mencapai tujuan tersebut."
Ekonomi Islam adalah Sistem ekonomi Ilahi, tidak seperti perekonomian Barat yang menempatkan kesenangan diatas segalanya, dan menjadikannya sebagai hukum.
"Pertumbuhan adalah tujuan ekonomi Islam selanjutnya, yang bertujuan sebagai penegakan keadilan. Dengan demikian, pertumbuhan yang mengarah pada akumulasi kekayaan tidak dapat menjadi tujuan dari ekonomi Islam. ".
Manusia memiliki dua dimensi: tubuh dan roh, dan roh merupakan dimensi asli. "Tubuh adalah alat untuk melayani jiwa namun pandangan ini bertentangan dengan pandangan barat yang melihat manusia sebagai makhluk satu dimensi."
Menurut Hujjatul Islam Mir Mo'ezzi manusia dalam ekonomi Islam adalah orang yang telah mampu menguasai dirinya", Orang seperti itu tidak akan melakukan pemborosan dan riba"
Ia mengatakan manusia dalam perekonomian Islam yaitu Khalifa (wakil) Allah di bumi, yang merasa segala miliknya bahkan hidupnya adalah milik Allah, sedangkan orang Barat menganggap dirinya adalah pemilik dirinya sendiri.
1060855
captcha