IQNA

Decisive Storm; Badai yang Diterbangkan oleh Keluarga Saudi Hanya Karena Takut terhadap Kekuatan Iran

13:16 - April 24, 2015
Berita ID: 3200294
IRAN (IQNA) - Pergolakan strategi kawasan dan internasional serta ketakutan keluarga Saudi akan kondisi ini termanifestasikan dengan pelaksanaan badai yang diberi nama Decisive Storm dalam perang hina ini, dimana hanya muncul akibat ketakutan dan kekhawatiran Saudi terhadap kekuatan Iran.

Menurut IQNA, harian Al-Akhbar Lebanon dengan memublikasikan sebuah makalah dari Nahed Hattar, analisis politik Yordania dengan topik Arab Saudi diluar kekalahan, menulis sebagai berikut:
Kekalahan Saudi dalam perang melawan Yaman adalah hal yang sangat gamblang dan berdalil, dimana setelah empat pekan agresi dan permusuhan kedengkian keluarga Saudi terhadap Yaman berakhir dengan tanpa terealisasikannya segala bentuk tujuan politiknya.
Saudi telah melakukan pelbagai kejahatan dalam agresi brutal ini; mereka telah membunuh anak-anak, para wanita dan orang-orang tidak mampu, mereka telah menghancurkan bangunan, jembatan dan insfrastruktur-insfrastruktur yang ada serta banyak mengganggu kehidupan keluarga sehari-hari dan para pekerja, dan memberi banyak kerugian kepada pemerintah dan rakyat teraniaya Yaman.
Dengan segala kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan oleh Saudi, namun mereka tidak dapat merealisasikan tujuan aslinya, yaitu mengembalikan Abd Rabbah Mansur Hadi, sebagai seorang presiden.
Demikian juga, Saudi tidak dapat merealisasikan tujuan-tujuan lainnya, seperti memenangkan Al-Qaidah dalam perang ini dan atau menciptakan konflik di kalangan rakyat Yaman, dengan bersandar pada konflik sektarian dan konflik kawasan atau mengobarkan api perang internal.
Rakyat Yaman dengan gagah berani, perlawanan dan integrasi dapat menghadapi agresi brutal Saudi ini, namun orang-orang yang mengafirmasikan agresi tidak benar dan irasional ini – seperti Ikhwanul Muslimin dan sebagian partai-partai politik – hanya menempelkan noda pengkhianatan ke tanah air dan rakyat pada diri mereka.
Kekalahan Saudi dalam perang ini adalah hal yang benar-benar krusial, dalam agresi ini, Saudi hanya memiliki dua jalan saja; pertama adalah menghentikan “Serangan-serangan Udara”, dengan tanpa akses, bahkan untuk satu tujuan politikpun, tentunya dalam hal ini kekalahannya sangatlah jelas, dan jalan kedua adalah “Serangan Darat” dan tidak diragukan lagi kekuatan Saudi akan terporakporandakan dan kekuasaan keluarga Saudi terhadap Arab Saudi yang terancam bahaya dengan terbaginya Negara tersebut menjadi empat kawasan (propinsi-propinsi jajahan Yamani Jaza, Najran, Aseer, propinsi-propinsi jajahan Bahrain yang terletak di timur Saudi dan terjajahnya kota Hijaz dan Najd) akan melemah.
Di penghujung kinerja, keluarga Saudi untuk menyelamatkan kekuasaannya terpaksa mereka mengakui kekalahan politiknya. Namun, poin penting di sini adalah pihak-pihak yang mengulurkan tangga keselamatan ke arah Riyadh, mereka menunjukkan geraknya dan memilih jalan damai dan toleransi guna menyelamatkan keluarga Saudi atas tindakan-tindakan gilanya.
Sebagaimana Moscow untuk menjaga keamanan Saudi menyatakan kesiapannya dengan syarat-syarat penghentian agresi brutalnya di Irak, Suriah dan Yaman dan dari sisi lain, Tehran melangkah dalam rangka memadamkan kobaran-kobaran api di Arab Saudi dan Timur Tengah.
Serangan ke Yaman dengan tujuan mengambil independensi negara ini dan menghalangi kehadiran Iran-Rusia guna berdampingan dengan Arab Saudi tak lain hanya lahiriah semata, namun batin peristiwanya adalah bahwa Arab Saudi sangat takut dan khawatir terhadap pengakuan akhir barat, bahwasanya Iran diketengahkan sebagai kekuatan utama kawasan dari satu sisi, dan dari sisi lain adalah solidaritas dan persatuan Iran dan Rusia.
Decisive Storm (Badai Mematikan) keluarga Saudi sejatinya tak lain adalah perefleksian ketakutan dan kekhawatiran keluarga Saudi terhadap pergolakan-pergolakan strategi kawasan dan internasional.
Pergolakan strategi baru dalam tingkat kawasan dan internasional yang menyebabkan peluncuran badai Saudi dengan nama Topan (Badai) ini adalah: 1- kesepakatan antara Tehran dan tempat-tempat internasional dalam ranah energi nuklir dan penghapusan embargo dari Republik Islam Iran, 2- Persatuan Sanghai dan NATO atas perisai pembelaan rudal dan kemungkinan penyerahan rudah-rudal 300 nya ke Iran, 3- Statemen Barack Obama, Presiden Amerika yang mendasarkan problem-problem yang dihadapi oleh negara-negara teluk Persia; muncul dari problem-problem politik dan sosial internal, bukan negara Iran.
Namun, setelah kekalahan telak keluarga Saudi dalam perang melawan Yaman, kontinuitas dan kelanggengan Saudi di kawasan tergantung pada kesepakatan strategi dengan Moscow dan Tehran yang juga mengakui kekuatan-kekuatan baru di kawasan dan tingkat internasional.
Setelah kekalahan telak keluarga Saudi, maka kita tidak akan melihat Decisive Storm di Suriah lagi, bahkan kita akan melihat pembahasan dan dialog terhadap masalah konflik-konflik internal negara ini, itupun di meja perundingan dengan Bashar Asad dan pemerintahannya.
Setelah kekalahan memilukan keluarga Saudi, kali ini Salman, raja Saudi akan pergi ke Camp David dan akan mendengarkan dikte-dikte Amerika dalam ranah pemerioritasan perbaikan masalah politik, kebudayaan dana agama internal; Arab sampai sekarang ini menggunakan wahabi dan boneka-bonekanya sebagai sarana untuk merealisasikan tujuan-tujuan politiknya, sekarang ini mereka merasakan bahaya, karena Arab Saudi kuno, wahabi dan terorisme yang dulunya mengancam semua negara telah berubah atau harus ditentukan batasan-batasan serta harus memperbaharui pemerintahannya atau mengakhirinya.

3190907

Kunci-kunci: Politik
captcha