IQNA

Pengamat Fatwa Takfiri:

Penghapusan Kebudayaan dan Identitas adalah Kebijakan ISIS

21:42 - January 23, 2017
Berita ID: 3470966
PALMIRA (IQNA) - Pengamat fatwa takfiri dan langka yang berafiliasi dengan Dar al-Fatwa Mesir dengan menyambut sikap UNESCO terhadap karya sejarah kota Palmira di Suriah menegaskan, penghapusan kebudayaan dan identitas adalah kebijakan kelompok teroris ISIS.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Masrawy, pengamat fatwa takfiri dan langka yang berafiliasi dengan Dar al-Fatwa Mesir dengan mengeluarkan sebuah statemen mengumumkan, organisasi UNESCO menamakan kejahatan baru ISIS dalam penghancuran sebagian Amfiteater Romawi kota sejarah Palmira sebagai kejahatan perang, dan sikap UNESCO ini patut diapresiasi.

Dalam statemen tersebut dikemukakan, perbendaharaan kuno dan warisan kebudayaan rakyat kawasan berada diambang kehancuran akibat aksi-aksi kelompok teroris ISIS dalam menghancurkan karya-karya sejarah kawasan, sementara ISIS tidak merasa cukup hanya dengan melakukan pembunuhan dan pembakaran orang-orang tak berdosa dan kejahatan kelompok ini juga merambat pada karya-karya historis.

Pengamat fatwa takfiri dan langka dengan menegaskan kebijakan ISIS adalah penghancuran dan penghapusan identitas mengatakan, kejahatan-kejahatan ISIS dalam membunuh manusia dan penghancuran karya-karya sejarah dan kuno menyalahi nilai dan ajaran-ajaran agama Islam, karena dalam Islam menegaskan penghormatan terhadap warisan-warisan sejarah manusia dan identitas kebudayaan.

Dalam kelanjutan statement tersebut dikemukakan, sahabat Rasulullah (Saw) pada masa penaklukan-penaklukan Islam tidak menghancurkan arca-arca yang dibuat oleh umat-umat terdahulu di Mesir, Syam dan Irak dan tindakan para sahabat ini merupakan dalil kuat yang menegaskan bahwa organisasi-organisasi kriminal sama sekali tidak mengikuti agama Islam, bahkan mengikuti kekejaman dan kebiadaban bangsa Barbarisme Mongol dan Tatar.

Pengamat fatwa takfiri dan langka yang berafiliasi dengan Dar al-Fatwa Mesir di penghujung menegaskan urgensi pengetengahan upaya lazim untuk menjaga identitas dan warisan-warisan sejarah umat Arab dan bangsa-bangsa kawasan serta melawan serangan brutal kelompok takfiri, yang memiliki ide-ide terbelakang.

Perlu diketahui, Iriana Bokova, Direktur Jenderal UNESCO dalam merespon kejahatan terbaru kelompok teroris ISIS dalam menghancurkan sebagian amfiteater Romawi Palmira, menganggap penghancuran secara sengaja tersebut sebagai sebuah kejahatan perang baru oleh ISIS dan mengaskan aksi ini merupakan kerugian besar untuk masyarakat Suriah dan seluruh manusia.

Kota sejarah Palmira yang terletak di 210 kilometer Damaskus beberapa waktu lalu berkali-kali di bawah kendali ISIS. Sebelumnya kelompok ISIS juga menghancurkan situs-situs purba dan eksekusi besar-besaran di tingkat kota.

UNESCO berdasarkan laporan-laporan gambar yang disiapkan lewat parabola, mengafirmasi penghancuran bagian amfiteater Palmira.

http://iqna.ir/fa/news/3565432

captcha