IQNA

Perpustakaan Keliling; Ide Seorang Penerjemah Norwegia untuk Memperkenalkan Al-Quran

7:22 - April 05, 2017
Berita ID: 3471147
NORWEGIA (IQNA) - Penerjemah asal Norwegia dalam sebuah kinerja yang belum pernah ada sebelumnya, dengan meluncurkan perpustakaan dan toko buku keliling di pusat kota Oslo, menghimbau warga Norwegia agar lebih mengenal al-Quran dan Islam.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Almodon, Christine Shell Stroop, kritikus, penerjemah Norwegia dan editor jurnal lama Kontemporer negara ini, dengan meluncurkan perpustakaan dan toko buku keliling, menjual al-Quran dengan terjemahan-terjemahan berbahasa Norwegia di pusat kota Oslo.

Editor majalah Kontemporer mengabarkan ide tersebut di laman pribadinya di jejaring sosial Facebook dan sejak dari awal mendapat banyak sambutan para followernya dan dikarenakan urgensi agenda pada masa saat ini, dimana Eropa menyaksikan tantangan-tantangan wacana Islamofhobia, media-media Norwegia juga ikut meliputnya.

Terkait motivasi dan alasan implementasi agenda tersebut ia mengatakan, al-Quran bukan hanya sebuah kitab suci dan kuno semata, namun sebuah kitab dimana berkaitan dengan masalah-masalah politik dan kehidupan sehari-hari kita, demikian juga sebagian orang membela Islam dan atau memusuhinya dengan tanpa membaca al-Quran, menurut saya seseorang yang membela atau memusuhi dengan sebuah ideologi, di tingkat pertama harus amat memprioritaskannya, dalam Islam juga hal ini dapat terlaksana hanya dengan membaca al-Quran; banyak sekali yang memusihi Islam, sementara tidak pernah membaca al-Quran dan bahkan sama sekali tidak pernah menelaah bahkan sebuah buku tentang Islam dan hanya berdasarkan berita-berita media oposisi dan segala kejadian yang dilontarkan kepada para audien mengambil sikap permusuhan, demikian juga sebagian orang membela Islam secara membabi buta, sementara ia sama sekali tidak tahu apapun tentang al-Quran.

Menurut Christine Stroop, Norwegia adalah sebuah negara teladan dalam kebebasan berpendapat dan implementasi agenda pendekatan antar kebudayaan dan agama; hal ini mendorongnya untuk mengimplementasikan ide tersebut.

Ia meski bukan seorang muslim dan tidak berencana mendakwahkan Islam, menegaskan bahwa tujuan dari agenda ini adalah masyarakat sebelum mengambil segala sikap positif atau negatif dalam melawan agama, hendaknya menelaah kitab suci dan tidak mengambil keputusan dengan tanpa mengenal dan pemahaman agama, agenda ini juga sebuah pendorong untuk memahami dan menelaah kitab samawi kaum muslim.

Aktivis kebudayaan Norwegia ini, demikian juga mengatakan: Agenda ini hanya untuk memperkenalkan agama dan sebuah kitab, dimana sekarang ini memiliki peran penting dalam ranah politik dan sosial di seantero dunia.

Menurut laporan, sambutan para non muslim Norwegia atas agenda ini dan pembelian al-Quran, dikarenakan informasi mereka terhadap agama Islam dan suka untuk lebih mengenal agama Islam, dan karenanya pada hari-hari ini penerjemah Norwegia ini menjual ratusan naskah al-Quran dengan terjemahan bahasa Norwegia dan para pembelinya dari pelbagai kalangan umur, gender, beragam tendensi, dan bahkan sebagian dari mereka secara terang-terangan adalah Islamofhob.

Jurnal Kontemporer mengupas dialog antar para penganut agama dan majalah pertama yang pada edisi pertamanya mengupas tentang al-Quran dan Islam secara lengkap, dimana para peneliti dan sejumlah pakar mengutarakan beragam opini dan terkadang kritikannya tentang topik tersebut.

Perpustakaan Keliling; Ide Seorang Penerjamah Norwegia untuk Memperkenalkan Al-Quran

Perpustakaan Keliling; Ide Seorang Penerjamah Norwegia untuk Memperkenalkan Al-Quran

Perpustakaan Keliling; Ide Seorang Penerjamah Norwegia untuk Memperkenalkan Al-Quran

http://iqna.ir/fa/news/3586658

captcha