IQNA

Pertemuan Hari Perdamaian Dunia di Filipina/ Pembacaan Alquran dalam Tiga Bahasa

19:55 - September 24, 2019
Berita ID: 3473463
FILIPINA (IQNA) - Pertemuan Hari Perdamaian Dunia dihadiri oleh perwakilan dari pelbagai agama dan negara di Universitas Kristen De La Salle Filipina di Dasmarinas, Filipina.

Menurut laporan IQNA dari Filipina, pertemuan tersebut diadakan pada Sabtu (21 September), bersamaan dengan Hari Perdamaian Dunia di Dasmarinas, dekat Manila, di mana tokoh-tokoh agama dan ilmiah, Muhammad Jafari Malek, atase kebudayaan Iran di Manila, dan Tandis Taghavi, wakil himpunan persahabatan perempuan Iran dan Filipina hadir.

Program ini diadakan dengan pembacaan doa dari perwakilan pelbagai agama dalam bahasa China, Indonesia, Filipina dan Persia (dengan terjemahan bahasa Arab dan Inggris) dan doa berbahasa Persia tersebut ayat kedelapan dan Sembilan dari surah Ali Imran, “(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)". "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya". Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji." Dan Tandis Taghavi membacakannya dalam tiga bahasa; Persia, Arab dan Inggris.

Setelah acara lantunan doa, Maria Cicilia, Wakil Ketua Universitas La Salle, mengucapkan terima kasih kepada hadirin dan menyatakan harapan bahwa perdamaian di dunia, terutama di Filipina selatan, akan menang.

Politisasi, Alasan Kerusuhan Hong Kong

Kemudian ayah Michel Brougtone, Wakil Urusan Agama di Universitas La Salle, mengatakan dalam pidatonya bahwa dia senang dengan kehadiran perewakilan Iran pada upacara tersebut, dan dengan mengisyaratkan pada kerusuhan baru-baru ini di Hong Kong, ia mengatakan: "Apa yang kita lihat hari ini di Hong Kong itu adalah peristiwa yang tidak baik, dan telah merampas kedamaian dan perdamaian dari masyarakat negara ini, kami yakin alasannya bukanlah mazhab dan agama, dan itu adalah kebijakan dan intervensi orang lain telah membuat ini terjadi.

Dia menambahkan bahwa penyebab sebagian besar perang dan kerusuhan di dunia dapat dikaitkan dengan politisasi dan menjauhi ajaran-ajaran moral dan agama, dan menambahkan: “Perdamaian dapat membuat kita manusia menjadi semakin berkembang, memiliki keyakinan yang lebih kuat dan saling pengertian, serta menyebabkan pertumbuhan. Mari kita berdoa untuk perealisasian perdamaian dan keadilan dunia.”

Atase budaya Iran di Manila lebih lanjut mengupas masalah perdamaian dan mengatakan bahwa perdamaian, sebagai salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar dalam sejarah, selalu menjadi fokus para filsuf dan pemikir. Karena itu, masing-masing filsuf telah memberikan pendapat mengenai hal ini. Damai adalah kata yang umum untuk semua peradaban dan agama dan merupakan salah satu kata yang paling banyak digunakan di pelbagai sekolah. Di semua agama dan sekolah di dunia, perdamaian dan persahabatan secara umum diterima. Sejatinya dengan semua kontradiksi dalam sejarah manusia, perdamaian adalah masalah yang tidak memiliki pemikiran yang berlawanan, manusia selalu mencari perdamaian dan merupakan salah satu tujuan para nabi setelah tauhid. Sejatinya, kesetaraan dan persaudaraan, yang merupakan semboyan semua nabi, disebut dengan damai.

Penjelasan Damai dari Perspektif Islam

Muhammad Jafari Malik menjelaskan masalah perdamaian dalam Islam dan menambahkan: Islam meminta para pengikutnya untuk mengindahkan kedamaian dan kesehatan serta menyebut segala yang mengacaukan perdamaian dan keselamatan masyarakat sebagai pengikut setan, sebagaimana yang telah difirmankan dalam Alquran, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208)

Dia menekankan bahwa perdamaian dan ketenangan hanya mungkin dalam naungan iman dan dengan bertopang pada undang-undang non agama, perang, ketidakamanan dan kecemasan tidak dapat terelakkan; karena sumber semua undang-undang manusia adalah keinginan atau ketidaktahuan manusia, yang selalu menjadi penyebab konflik. Dan jika kekuatan spiritual iman tidak mengendalikan manusia, maka perdamaian tidak akan mungkin terjadi.

Jafari Malik menyatakan: Syiah percaya bahwa Isa (as), akan muncul bersama dengan Imam Syiah ke-12, untuk menegakkan perdamaian dan keadilan. Mari kita semua berdoa untuk terciptanya perdamaian dan keadilan di dunia sehingga semua keluarga dan individu dapat menikmati kehidupan yang damai.

Dia mengatakan: “Dari perspektif Islam, manusia secara penciptaan menuntut perdamaian dan persahabatan, dan perang dapat dipuji jika itu sebagai tokoh tsanawi dan pada saat-saat ketika perdamaian dan fondasinya diserang. Islam menyerukan perdamaian kepada manusia dan menyediakan lahan yang tepat untuk perdamaian, Nabi Muhammad (saw) juga mengatakan: "Tegakkanlah perdamaian dan persahabatan di antara kamu dan taatilah Allah dan Rasul-Nya jika Anda adalah orang yang beriman."

Menurut laporan itu, Ny. Salang Kupang, pembicara penutup pertempuan Filipina, juga dengan mengisyaratkan pada insiden Marawi dan terlantarnya anak-anak serta keluarga Muslim dan non-Muslim di Filipina selatan, mengatakan: “Kami telah menyaksikan perang dan kehancuran di sebagian kecil negara kami yang hasilnya adalah terlantarnya banyak keluarga, kami berharap bahwa di bawah naungan penyebaran spiritualitas dan rasionalitas, kedamaian dalam masyarakat akan menyebar dan perang serta kehancuran yang kita lihat dari Timur sampai Barat akan berakhir.”

Setelah itu, para mahasiswa luar negeri dan perwakilan LSM datang ke stan dan berdoa serta menyerukan perdamaian di semua negara di dunia.

 

http://iqna.ir/fa/news/3844086

captcha